Mei 18, 2009

terjebak

watel melon watel melon
papaya papaya
banana banana banana banana
pinepel pinepel


Fira, gadis kecil cantik dikuncir dua itu menyanyikan lagu yang saya ajarkan 3 hari yang lalu dengan suara keras. Sayang Fira tidak bisa melafalkan huruf R dengan jelas. -eh, beberapa hari yang lalu mamanya cerita, Fira nangis karena kepedasan makan sambel, pas ditanya Mamanya kenapa makan sambel, Fira jawabnya gini, "disuruh mbak Ika, biar bisa ngomong R". jadi malu banget sama Mamanya Fira- Saya dan anak-anak kecil lainnya bertepuk tangan dan tertawa. Fira juga ikut tertawa. Menampilkan gigi depannya yang gigis.

menyenangkan sekali menjadi Fira dan teman-temannya. Pasti tidak ada yang lebih membahagiakan selain menjadi anak-anak, ya. Kau hanya perlu bermain, bermain, dan bermain. Menjelang maghrib nanti Mama memanggilmu, menyuruhmu pulang, makan, belajar mengeja huruf, dan tidur. Saya jadi iri. Menyesal sekali waktu itu menolak pil anti dewasa yang ditawarkan Pippi pada saya. Sepertinya saya terjebak dalam tubuh yang selalu dewasa. *halah*

pasti sangat menyenangkan sekali ya, ketika kau tak perlu tumbuh besar, dan tetap menjadi anak-anak. Kau tak perlu bekerja, tak perlu memasak, tak perlu mencari uang, tak perlu berpura-pura. tak perlu berfikir tentang ini, tentang itu, tak perlu berbasa-basi. Tak perlu berfikir, orang lain sakit hati-tidak, ya, kalo ngomong gini, kalo ngomong gitu. Huh. Sayang sekali Waktu terus berjalan. Tidak ada lagi acara pasaran dan bekelan *hayo, ada yang tahu bekelan, ndak?*. Yang ada sekarang adalah Perempuan dewasa, baru saja berumur 24 tahun, dan tidak menjadi siapa-siapa. Dan perasaan menyesal karena keterjebakan ini harus saya buang jauh-jauh, karena, kalo sudah terjebak dalam tubuh dewasa, njur terus piye?.

Mei 15, 2009

thanks for believe me

(bener ndak, ya nulisnya, kalo ndak, malu ni, sama gurunya pedapa,hihi)

Saya menyesal sekali waktu saya memutuskan untuk meninggalkan kota tempat saya tinggal dulu, meninggalkan pekerjaan saya yang -ehm- kadang saya rindukan. Meninggalkan orang-orang baik yang sudah saya kenal bertahun-tahun. Orang-orang yang memberi inspirasi, orang-orang yang tidak akan membiarkan saya kelaparan, yang risih melihat saya bersepatu jebol. Tapi, saya pasti akan lebih menyesal kalo tidak pergi dan tidak mencoba hal-hal baru. Dan saya sangat menyesal sekali ketika mengetahui orang-orang di tempat lama jadi berpikiran lain tentang saya. Tapi, saya pasti akan lebih sangat menyesal bila tetap disana dan mengeluh sepanjang hari. Seakan-akan saya mahluk paling malang didunia.

Lalu ketika seorang teman baik mempercayai saya, saya kok malah jadi seperti diketok pake palu. Tidak, mbak. Tidak perlu mempercayai saya, tidak perlu menuruti hatimu. Dengarkan orang lain, dan percaya saja pada mereka. Saya toh tak punya penjelasan apapun, dan tidak pandai mendebat. Sayapun tak pandai membela diri. Jadi, saya diam, dan saya pergi.

kalau kau ragu, dengarkan saja orang lain. kau tidak perlu menangis setiap semua orang berbicara tentang saya. Saya bukan apa-apa. Dan tidak pantas mengeluarkan airmata untuk saya. Jangan cemaskan saya, tak perlu kau repot-repot hendak ke nenek rumah saya. Saya tidak disana. Tidak dimana-mana. Dan tidak perlu airmata untuk saya. hey, saya tidak seberharga itu. saya bukan siapa-siapa, ingat?

Toh ketika saya pergi, saya sudah memikirkan hal itu, saat orang pergi yang mudah diingat biasanya keburukannya saja, bukan?. ingat orang-orang yang pergi sebelum saya? apa yang akan kita bicarakan tentang mereka? sedikit kebaikan dan lebih banyak keburukan mereka, kan?. Karena manusiawi sekali jika orang lebih menyukai mencari keburukan orang lain daripada kebaikannya. karena hal itu jauh lebih mudah.

Jadi, jangan percayai saya. percayai saja orang lain.

Saya baik-baik disini. 24 jam dikurangi 8 jam milik saya sepenuhnya. Tidur saya nyenyak, makan saya teratur, dan jalan-jalan sekarang jadi lebih bisa dilakukan. Ah iya, telpon saya masih 2, hanya yang satu tidak bisa dipake. Tapi, jelas tidak sesetres dulu lagi ketika ada panggilan masuk. tidak lagi berbunyi sesering dulu. Dan tidak ada lagi acara menutupi telpon dengan bantal, guling, kasur supaya tidak terdengar. Supaya saya tidak merasa bersalah ketika tidak menjawabya. =). kalo saya tidak menelphonmu, saya hanya takut menangis saja. kau tau, kan, betapa cengengnya saya, lha wong, mengingatmu saja saya sudah membuat mata saya pedih, je. apalagi bila berbicara denganmu. saya bisa menangis darah nanti.

bagaimanapun, kau membuat saya tersanjung. oh, iya, saya punya utang membuatkan tabel perkalian untukmu, ya?. maaf tidak bisa memenuhi. Saya menyesal sekali. Padahal disini saya membuatkan banyak tabel perkalian sampai seratus untuk banyak anak. maaf, ya. Dan terimakasih, telah percaya pada saya. Meski seharusnya tidak perlu.

Mei 08, 2009

sinetron dengan judul perempuan

"halo Amel, sakit, ya, makanya Amel jangan nakal, kalo nakal Amel sakit, kan?"
Amel menggeratakkan giginya. Tangannya mengepal, matanya melotot.
"Kakak jelek, awas, ya, nanti kalo amel sembuh, Amel akan buat perhitungan."
Amel. Usia 7 tahun. kelas 2 SD. tinggal dengan nenek dan ibunya yang bisu. Bapaknya minggat. Hobinya nonton sinetron dengan judul-judul perempuan. dan tebak, darimana ia mendapatkan kata-kata seperti itu?

Tersanjung

teman itu seperti bintang, kau tidak selalu bisa melihatnya, tapi kau yakin, ia selalu ada

malam dan dermaga kayu ulin ditepi sungai besar merupakan perpaduan yang menarik untuk segerombol perempuan yang tidak bisa tidur. Langit cerah. seperti selembar kain hitam yang terhampar diatas kepalamu. Dengan bintang-bintang yang mengerling setiap saat. Dan bulan sipit yang melengkung. Seperti sobekan ditengah-tengah kain hitam. Sungguh cantik. Cahaya-cahaya kecil dari sampan yang bolak balik seperti cahaya kunang-kunang. suatu malam yang harmonis. Dan saya menjadi bagian dari mereka. bergerombol tanpa alas kaki. menggenggam telinga cangkir plastik biru berisi kopi 2 rasa.

Bercerita dan tertawa. kehidupan. cinta. pekerjaan. hal-hal yang menyenangkan. hal-hal yang menyebalkan. mimpi-mimpi. Saya mendengarkan. menyimak baik-baik. berkomentar kadang-kadang. Sampai obrolan kami menyerempet ke arah cowok paling cakep-paling kaya-pacar mereka-tempat tidur. Saya diam. Tidak berkomentar. Saya berdiri diujung lingkaran. Orang baru. Yang hanya berniat sebentar saja tinggal disana. Saya tidak bisa berfikir bagaimana hal itu bisa menjadi sesuatu yang membuat seorang perempuan tersanjung. saya malah memikirkan tentang pelecehan. penghinaan. bukankah kalo kita mencintai, seharusnya kita menjaganya, bukan merusak?

Maaf, teman, saya tidak bisa berkomentar, saya tidak mau menyakiti hati kalian dengan komentar saya yang pasti sinis dan pedas. Tersanjunglah, dan semoga semua berjalan sesuai rencana. kalo tidak, kau tau, saya ada, beberapa bulan kedepan mungkin asih disini. ya, dikamar pojok, dan saya tidak akan pernah berkata, 'apa kubilang'

Mei 01, 2009

Sebenarnya baik

Teman: Ibu titik-titik itu sebenarnya baik, kok, ka, cuma memang kelihatannya cerewet aja
Saya: kalo baik, kenapa juga harus capek-capek berpura-pura menjadi menyebalkan?

Iyah, kenapa sih, orang yang katanya sebenarnya baik, suka berpura-pura menyebalkan?. kalo baik, ya, tunjukan kalo dari awalnya baik. ndak salah, kan?. enggak usah pura-pura jadi orang jahat yang pemarah. enggak usah sok menyebalkan. bukannya dicintai sejak awal lebih baik daripada sempat pake acara dibenci segala?. Toh banyak solusi yang akan ketemu tanpa harus pake marah. Marah itu seperti menancapkan paku di tembok. biarpun sudah dicabut kembali. di dempul, di cat lagi. tetap aja temboknya pernah bolong. Lagian, apa gunanya kalo ternyata baik tapi sebelum terbukti sempat membuat banyak orang sakit hati?. kenapa si kalo kelihatanya baik dan ternyata memang baik juga?. *tuh, kan saya mulai enggak positif lagi*

kapal

Saya baru beberapa kali naik kapal laut. ikut kapalnya kapten Hook, ikut Bartolomeuz Diaz keliling dunia, ikut popeye melaut, kadang ngikutin Tintin juga. pernah naik kapal berhantu di Ghostship. bahkan pernah ikut Titanic. Iya waktu itu satu dek dengan Leonardo. Hihi. Itu cuma perjalanan saya nonton pilem aja,kok. Aslinya saya belum pernah naik kapal laut. paling banter naik getek dikampung dulu. Sambil gemetar megangin sepeda saya takut nyebur. Kendaraan favorit saya ya, kereta api. tapi yang ekonomi, sekali naik kereta api bisnis saya malah muntah. hihi. kata mbak ini, saya memang balung kere. kalo naik kendaraan lainnya, saya takut muntah. eh, pernah enggak muntah, ding, pas perjalanan Surabaya-Yogyakarta waktu itu, tapi itu setelah minum 6 biji antimo dan 4 butir ctm. Jadi tidur terus selama perjalanan. bangunnya pas sampe Jogja, itupun setelah dibangunin ma pak kondektur.

Tapi, kali ini saya benar-benar naik kapal laut. Ayo, silakan bilang saya ndeso dan katrok.ndak papa, kok, wong memang iya. hehe. Dan yang paling hebat adalah, saya berhasil enggak muntah. yeeee...*lompat-lompat*.

Saya jelas jadi mahluk paling ndeso di kapal itu. Saya takjub sekali waktu sauh diangkat. kau akan merasakan perlahan-lahan kapalmu maju. bergoyang-goyang kedepan belakang dengan lembut. lalu tengok ke arah belakang, kerlap-kerlip lampu kota seperti jajaran obor kecil yang ditata melingkari lautan. ombak tenang, hanya riak kecil yang berkejaran. meningkahi buih yang dihasilkan oleh mesin kapal ini. Mereka seperti bercanda. buihnya cantik. putih seperti air setelah kau memcuci baju dan membilasnya. Ada disekeliling kapal. Semula besar, tapi kemudian menjauh dan buihnya mengecil.

lalu lihat disekelilingmu. Aneka kapal kecil berlampu merah kuning berkerlip-kerlip di sekitarmu. Seprti mengirimkan kata halo yang tidak terdengar. pelan.pelan.pelan. kapal-kapal itu mulai tak terlihat. Sesekali terlihat kerlipnya dikejauhan. Lalu mereka mnghilang. Menjadi titik kecil di lautan yang luas.

Dan kamu kemudian sendirian. lihat, samudra seprti tak berujung. mereka menempel pada langit. bundar. dan jauh. hanya kamu dan orang-orang dikapal ini. Bayangkan kalo kamu jatuh ke samudra. kau tak akan terlihat lagi. kau hanya akan menjadi sebuah titik kecil dilautan. lalu kau akan sadar bahwa kau bisa mati kapan saja. mungkin terjatuh ke laut. dan dimakan ikan. Jadi sangat tidak pantas bukan bila kita nggaya dan jumawa?. menganggap diri paling hebat. membunuhi orang-orang seperti menyemprotkan obat nyamuk pada nyamuk-nyamuk. pasti. Tidak ada yang terlewat dari-Nya. Semua bermakna. Semua diatur. Dan saya yakin. Sejauh apapun saya pergi. Secepat apapun saya berlari. ketika orang-orang disekeliling saya adalah orang-orang asing. Dia melihat saya. Malaikat-malaikatnya duduk dibahu saya. sibuk mencatat. (dan malaikat kiri pasti lebih sibuk dari malaikat kanan).

Ketika sore menjelang, kau bisa melihat bola api raksasa berwarna orange menggelinding di ujung sana. ke garis horizon tempat bertemunya samudra dan langit. Ia mengerling nakal pada saya. sambil menguap, lalu langit disekelilinya dipenuhi pijaran warna orange. Sungguh cantik. Seperti semburat merah di pipi mbak-mbak SPG. Bahkan ini lebih cantik. kau sperti melihat pipi raksasa. Tersenyum malu karena ketahuan menguap. perlahan sekali ia menggelinding mundur. Ditingkahi gumpalan-gumpalan awan kelabu yang menari-nari. Dan Kau menjadi bagian mereka. karena mereka terlihat begitu dekat.

Lama-lama bintang orange itu menghilang. meninggalkan semburat orange dan awan-awan kelabu yang melayang-layang dekat diatasmu. dekat sekali. Sedekat suara Azan dari dek atas. Suara azan di tengah samudra. Disana, di tempat yang kau bisa terjatuh dan mati. kau akan merasakan sensasinya. Kau akan merasakan keajaibannya.

demo

mahasiswa adalah agent of change. Rezim orde baru runtuh karena mahasiwa

Teman: Dulu pas aku jadi mahasiswa juga demo terus, lho, ka. wah, kalo pas demo tu berasa keren banget. arak-arakan. teriak-teriak. Kamu dulu di kampus juga suka ikut demo nggak, ka?
Saya : ndak, mbak, ndak pernah.
Teman: Rugi dong, kamu, ka, semua temenku pernah ikut demo, lho, kami memperjuangkan suara kami. enggak diam aja dengan kebijakan pemerintah. lha terus kamu ngapain aja pas kuliah?. masak sih, enggak ikutan demo?
Saya : Ya kerja, dong,mbak. Memang demo bisa membayar segala uang kuliah saya?. lha, demo itu berapa sks-e,mbak? kok banyak yang ikut?
.......
percakapan sambil nonton berita di tivi. jadi inget perjalanan gowongan-gramedia-babarsari. Terban-golden kampus-dagen. Terban-Janti-Dagen. Tukangan-Condong catur-Dagen. Rute saya kerja, kuliah dan kos. Dan semua saya tempuh dengan phanter, sepeda tua warna hitam, sepeda kesayangan saya. oh, phanter, namamu tercetak dibetisku.hehe.