Mei 29, 2011

hampir babak belur

jangan berurusan dengan orang mabuk. itu pelajaran yang saya dapatkan malam ini. hari ini seharusnya menjadi hari yang menyenangkan. tapi, siapa sangka dipenghujung hari saya malah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan.

-jadi malam itu saya sedang bekerja bersama teman-teman, saat dua orang teler mulai sliwar-sliwer di depan tempat kerja saya. seperempat jam lagi kami akan tutup.

-dua orang pemabuk itu adalah warga kampung setempat. saya tidak tau kalo ternyata salah seorang dari mereka membawa senjata tajam. mereka mulai masuk dan petantang-petenteng.

-pikiran saya mulai buruk. mereka mulai meminta makanan gratis, dan saya menolak memberi.

-mereka mulai mengoceh macam-macam.

-saya mulai emosi dan menyuruh mereka pergi.

-mereka tersinggung, saya makin tinggi, salah seorang dari mereka mulai mengeluarkan senjata, saya bergegas mengambil pisau di konter minuman.

-mendengar saya ribut dibawah, koki kami -yang asli penduduk kampung tersebut- turun dan melerai kami.

-koki kami membawa manusia-manusia teler itu menjauh. beberapa penduduk kampung datang untuk menanyakan apa yg terjadi.

-setengah jam setelah kejadian, disinilah saya berada. masih deg-deg an, berbaring diruangan karyawan, dan menulis ini dg hape saya. bahkan tangan saya masih gemetaran.

meladeni pemabuk memang hal paling tolol yang pernah saya lakukan. tidak bisa menahan diri saat emosi juga hal bodoh. tapi saya kan gak akan pernah tahu kalo tidak mengalaminya sendiri. yah, setidaknya ini adalah pengalaman yang memperkaya jiwa. :D

Mei 25, 2011

aku yang datang terlambat

-tak ada yang salah dg cinta. bahkan ketika ia jatuh pd orang yg salah-

AKU melihatmu disana. terbaring ditempat tidur rumah sakit. kepalamu terbalut perban, kakimu tergantung menyedihkan, selang2 menempel ditubuhmu, dan matamu terpejam. seorang kawan mengabari kecelakaanmu subuh tadi. dan pagi ini, sebelum jam besuk dimulai, aku berdiri diluar ruanganmu, mengintip dari jendela, dan menimbang-nimbang antara masuk atau tidak.

seorang perempuan berjilbab duduk disamping pembaringanmu, quran kecil ditangannya, dan sepertinya ia sudah tak tidur semalaman. mungkin ia berdoa sepanjang malam. ia pasti istrimu. aku pernah melihat gambarnya diponselmu.
Kamu tahu, saat ini, aku ingin sekali berada diposisinya. duduk disampingmu, menggenggam tanganmu, memberikan segenap cinta kepada lelaki yg dicintai tanpa harus sembunyi2, tanpa takut ketahuan. sedang saat aku bisa memilikimu hanyalah saat kita berada di kamar hotel atau dirumahku saja. selebihnya kita tak boleh terlihat terlalu dekat. untuk kebaikan kita, katamu, dan aku menurut saja. begitulah caraku mencintaimu.

aku melihatmu mengeliat dan membuka mata perlahan. perempuan disampingmu berdiri dg sigap kemudian cepat2 membenahi sandaran kepalamu. ia tersenyum kepadamu, kau malah mengernyit kesakitan. lalu ia membelaimu dan menciumimu. mungkin ia pikir sakitmu akan berkurang dg ciumannya.

aku memejamkan mataku. pedih sekali rasanya melihat orang yg kucintai ada di hadapanku bersama istrinya, orang yang secara hukum boleh memilikimu seutuhnya. ingin sekali aku masuk, menghancurkan kemesraan kalian, dan mengatakan segalanya pada istrimu. biarlah ak menjadi perempuan kedua yang jahat, yang merebut suami orang, dan tidak berkelas. seperti yg orang2 pikirkan tentang perempuan kedua.


tapi melihat sinar mata bahagia istrimu saat kau nampak lebih baik membuatku urung melakukannya. hatinya pasti hancur bila tau apa kau lakukan di belakangnya. perempuan baik tidak pantas disakiti.

aku ingat saat kau bilang seandainya aku dtng lebih awal, mungkin segalanya tidak seperti ini. tapi siapa yg tahu kapan cinta datang, dan jatuh pada siapa? siapa yg bisa menolak bila ternyata cinta jatuh pd orang yg salah?

aku memalingkan muka dan mengusap air mata. jika ada yg harus sakit hati, maka biarlah aku saja yg sakit hati. istrimu terlalu baik untuk disakiti. jadi biarlah ak saja yang undur diri dan meniupi lukaku sendiri. maka maafkan aku tak jadi menengokmu.

(not) based on true story.

Mei 11, 2011

never give up!

menyerah hanya ada dalam kamus orang idiot

-tulisan di kaos-



Saat saya masih kelas empat atau lima sd dulu, saat saya masih belajar naik sepeda motor, saya pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. saya ingat saat itu sekitar sore hari saat saya dan kakak perempuan saya hendak mengambil motor dari parkiran. saya tidak tau kalau saya sudah memasukan gigi satu pada motor yang hendak saya kendarai saat saya mulai menstaternya. lalu, wuzzzz, motor melaju kencang tanpa terkendali. saya menjerit-menjerit ketakutan, dan orang-orang dipasar menyingkir ketakutan karena ada motor melaju tanpa kendali. untunglah ada mas-mas baik yang mengejar saya dan langsung memutar kunci kontak menjadi mati. saya dan motor jatuh bertindihan. sakit sekali. tapi sakitnya tidak seberapa dibanding malunya.

Untung motor dan saya tidak apa-apa. pulangnya saya dibonceng kakak saya sambil menangis. saya ingat waktu itu rasanya begitu frustasi. dalam hati saya berjanji tidak akan berhubungan lagi dengan sepeda motor. biarlah saya selamanya tidak bisa naik sepeda motor. pikir saya, toh saya tidak punya sepeda motor. sepeda onthel saja cukup.

Tapi kemudian saya mengingkari janji saya, setiap pakdhe atau bulik saya datang membawa sepeda motornya, saya selalu menyempatkan diri untuk belajar. saya bersukur saya tidak kapok waktu itu. bayangkan kalo saya menyerah dan berjanji tidak akan menyentuh sepeda motor lagi. mungkin selamanya saya tidak akan pernah bisa naik motor.

DAN kemarin, saat saya pulang dari lokasi proyek pribadi saya, sebuah stand minuman kecil di acara musiknya mahasiswa2 sebuah universitas swasta, saya merasakan perasaan yang sama seperti bertahun-tahun yang lalu, saat sepeda motor saya melaju gila-gilaan di parkiran motor. frustasi, merasa tolol, ingin menyerah, dan tak berguna. rasanya seperti de javu.

SAYA termangu-mangu diperjalanan pulang. saya sudah mengulangnya 3 kali, dan selalu sukses. atau mugkin karena sebelumnya sukses terus, saya jadi agak shock ketika gagal. bahkan BEP pun tidak. saya masih membawa pulang gulungan-gulungan pisang coklat, berpuluh-puluh donat, es batu yang masih setermos besar, bubuk milk shake yang masih setoples dengan perasaan campur aduk.frustasi, merasa tolol, ingin menyerah dan tak berguna.

akan diapakan semua ini, pikir saya bingung. saya merasa begitu bersalah kepada teman-teman yang telah membantu saya. semalaman itu saya habiskan dengan merenung sambil memikirkan kata-kata makian kepada panitia. saya menyerah, dan tidak akan lagi iseng-iseng berspekulasi. saya akan mengambil yang aman-aman saja dengan resiko sekecil-kecilnya.

SAMPAI kemudian saya ingat saya pernah mengalami kejadian yang saya ceritakan diatas. saat perasaan frustasi dan kapok bercampur-campur.

tentu saja menyerah hanya ada dalam kamus orang-orang tolol. dan saya, menolak menjadi tolol.

menjelang subuh, saya sudah menemukan semangat saya kembali. berfikir sepositif mungkin meski keadaan sedang negatif. bukankah hujan kemarin berperan cukup besar dalam hal ini? dan bukankah bukan saya saja yang menderita kerugian, orang lain mungkin bahkan lebih besar lagi. dan yeah, ini spekulasi, kan?

sambil tengkurap di kasur menunggu pagi saya mulai membuat analisa SWOT, menghitung kerugian, mendata apa-apa saja yang bisa saya manfaatkan kembali, dan mulai hunting mencari lokasi lagi.

saya menolak kapok! tentu saja dengan amunisi siap kecewa lebih besar. siap berhasil dan siap gagal.

dua minggu kedepan, saya akan mencoba membuka stand kecil lagi. dengan semangat lebih besar, dan strategi lebih jitu. semoga besok, saya bisa menuliskannya dengan energi yang meluap-luap karena gembira. hehe.

lalu, apa kabar para pisang coklat dan donat nan lezat-lezat itu? sudah habis sekarang. siang tadi sepulang kerja, saya menggorengnya, memasukkan kewadahnya, dan membaginya kepada teman-teman dekat, pakdhe, budhe, ibu kos, tetangga-tetangga dan pak becak-pak becak di jalanan, sisanya dibawa adik saya ke kutoarjo, adik-adik, sepupu2, dan keponakan saya pesta pisang coklat tadi sore. lewat sambungan telphon, saya tau kalo mereka senang sekali.

yeaaahhhh, kekecewaan kemarin malam terbayar sudah. bahkan berlebih. mungkin akhir-akhir ini saya begitu pelit sampai harus diberi jalan seperti ini dulu supaya berbagi. hihi.

rasanya kekecewaan yang membuat saya termangu-mangu kemarin malam tidak ada artinya dibanding dengan semua senyum yang saya terima sore ini.

seperti kata de masiv, jangan menyerah! jangan menyeraaaaaaahhhh!!,

ayo, terus semangat!!