November 28, 2008

piye, ka?

Kalo ngomong capek, pasti ada lebih banyak orang yang lebih capek dari saya. Kalo masalah pegel-pegel, jelas lebih banyak orang yang lebih pegel dari saya. Kalo ngomong ngantuk, jelas lebih banyak orang yang lebih ngantuk dari saya. Kalo ngomong sebel, pasti lebih banyak lagi orang yang lebih sebel dari saya. Kalo masalah gondog, yakin, masih banyak lagi orang yang lebih gondog dari saya. Tapi pasti ga ada orang yang lebih penakut mengambil keputusan daripada saya. *dzig!. Jotos diri sendiri* Jadi, piye,ka, mau nyerah?. Bertahan?. Kuat-kuatan?. Atau bikin gara-gara saja biar semuanya berakhir?.

Cuma satu hal yang saya tau, jangan ambil keputusan dalam keadaan emosi. Jadi, ka, sabar, ya.


Sudah lama g posting blog. Alih-alih nulis sesuatu yang positif, saya malah mengeluh, dan pasti tidak ada yang lebih banyak mengeluh daripada saya.haha

November 02, 2008

kapas randu

Simbah saya pernah bilang pada saya, bahwa kita enggak boleh berharap apa2 kalo berbuat baik. Karena enggak ada yang gratis didunia ini. Di dunia akhirat, bahkan.. Berbuat saja. Bahkan doa yang baikpun merupakan perbuatan baik. Nanti perbuatan baik itu akan kembali lagi pada kita. Kalo tidak pada kita, pasti berbalik pada anak kita, adik kita, saudara-saudara kita, sahabat-sahabat kita. Tidak usah khawatir tidak terbalas, karena Tuhan melihat. Dan kalo kita dijahati oleh orang lain, jangan pernah dendam. Tuhan tahu, dan Ia sedang mencatat, nanti suatu saat kejahatannya akan kembali pada dirinya sendiri, kalo tidak dibalas didunia, ya di akhirat.

Dalam bayangan saya, perbuatan baik itu seperti kapas putih kecil yang terbang kesana kemari, Ia lembut, seperti kapuk randu yang baru jatuh dari pohonnya, saat buahnya yang kering jatuh dan menimpa batu dibawahnya, ia terbelah, dan segumpal kecil kapas mentahnya menyelusup keluar setiap kali kita berbuat baik, lalu kapas kecil2 itu terbang kesana kemari. Mengikuti kita. Suatu saat ia akan pergi menghinggapi orang lain. Lalu orang lain itu akan berbuat baik juga pada kita. Dan kapuk randu jatuh lagi dari pohonnya, segumpal kapas kecil menyelusup keluar. Mengikuti orang lain itu. Begitu seterusnya, berturut-turut. Seperti tabrakan beruntun. Hingga kalo ada begitu banyak kebaikan, kita seperti ada didunia hujan kapuk. Rentangkan tanganmu, dan kamu pasti bisa merasakannya, jatuh dengan lembut menyentuh kedua lenganmu.

Tapi tentu saja, perbuatan baik tidak segampang membalikkan tangan ketika melakukannya. Entah bagaimana ceritanya, kaki saya pasti terasa begitu berat melangkah saat seorang buta dengan tongkat kesulitan menyeberang di jalan timoho yang ramai itu. Atau membalikkan laju motor, ketika saya melewati seorang tengah menuntun motornya di tengah hujan, dan ban keduanya tidak bocor. Kemungkinan mereka hanya kehabisan bensin. Dan saya benar2 tau, tidak berat, menanyainya kenapa, kemudian melaju sebentar ke tukang bensin, lalu meminjam botol bensinnya. Tidak berat, tapi susah sekali memulainya. Jelas lebih mudah memaki mobil yang berbalik dengan seenaknya, Atau membunyikan klakson keras2 sambil memaki ketika seorang bapak dengan sepeda sarat mainan anak memotong jalan kita

Dan jelas tidak ada kapuk randu kering yang jatuh dan terantuk batu lalu terbelah dan kapuk putihnya menyelusup keluar. Tidak ada dunia hujan kapuk. Tapi pasti dunia tidak seburuk itu, ya?. Selalu ada manusia lain yang sedang berbuat baik. Mungkin meneriakkan konsep cinta lingkungan kemana-mana, membagi-bagikan barang-barang gratis ke orang yang membutuhkan, atau mbak-mbak dan mas-mas yang pergi ke tempat bencana, Ibu-ibu yang selalu menyiapkan sarapan untuk anaknya, Bapak-bapak kaya yang menyumbang kemana-mana, atau apa saja, hal-hal kecil baik yang kita kadang tidak menyadarinya. Pasti ada dunia hujan kapuk di luar sana. Tapi apa artinya hujan kapuk diluar sana, kalo tidak ada kapuk putih yang berasal dari buah randu kita. Tentu saja, saya masih punya banyak PR.


Trimakasih banyak untuk mbak bersms pedas, namun selalu membuat saya berpikir keras. Keras sekali, terutama untuk kapasitas otak saya yang jarang berpikir. Beruntung sekali saya mengenalmu, mbak

penuh

Wah, enggak terasa, saya udah lama sekali enggak posting blog. Dan selama itu, banyak sekali yang terjadi. Ide-ide berterbangan di kepala, tapi tak pernah ada kekuatan untuk menyalakan komputer dan menulis. Saya penuh sekali akhir-akhir ini. Dari pekerjaan yang ritmenya makin cepat, ujian bahasa inggris-hey, meski saya tetap tidak bisa membedakan akhiran ing dan ed-, belajar bersama anak-anak tetangga kos, novel-novel yang belum terbaca, film-film yang belum tertonton, hutang puasa, sakit gigi, kaki yang selalu kram, jadwal kursus baru, pendaftaran akta IV –yah, meski akhirnya saya terlambat juga. Dan terpaksa menunggu tahun depan, atau mencari universitas lain-. dan ini dan itu dan lain-lain. Aduh penuh sekali. Kadang waktu 24 jam serasa tidak cukup lagi untuk mengcover hidup sehari. Uh uh. Seandainya kita tinggal di planet yang lebih besar, ya?=)