April 17, 2009

meika

Hihi. lucu juga memberi judul posting dengan nama sendiri. Heeh, nama saya meika, Ayo, kalian pasti menebak kalo saya anak nomor satu dan lahir bulan mei bukan? (alah, kegeran kamu,ka!). Betul, saya lahir bulan mei, tapi saya bukan anak pertama. (siapa yang peduli,ka!). Dilingkungan keluarga dan tetangga sebelah rumah, saya biasa dipanggil ika. Tapi kalo teman2 sekolah memanggil saya mek, aneh, tampak jelak dan enggak nyambung, kan?.

Gara-gara nama panggilan yang jelek itu, saya jadi balas memanggil nama teman-teman dengan suku kata pertama namanya. misalnya, teman saya Fuad, saya panggil fut, Teman saya Supriyadi, saya panggil Sup, teman saya Brefi saya panggil Bref, Teman saya Tukiyah, saya panggil Tuk, teman saya suharyanto, saya panggil Su. Untuk nama yang terakhir ini, saya punya pengalaman buruk. Jadi ceritanya pas saya masih SMK, saya suka nyambi kerja partime disebuah Toko baju pas liburan. Suatu hari teman saya itu datang, mengunjungi saya, bersama teman-teman sekampungnya, nah, saya menyapanya gini, "alo, su, piye kabare?". dan belum lagi Ia menjawab, teman-teman sekampungnya, ada yang ngomong gini,"apik-apik wae, leng!" pada saya. gubrak. saya langsung malu. hihi.

Saking seringnya memakai nama ika di lingkungan keluarga saya, saya dan simbah kakek saya sampe lupa, lho, kalo nama panjang saya Meika. Jadi ceritanya pas saya mau masuk SD, saya diantar mBah Kakek. Dulu mau masuk SD ada tesnya dulu. Tesnya gampang, cuma disuruh nulis nama sendiri sama tebak-tebakan huruf sama ibu guru. Karena dasarnya saya pinter, saya diterima. Penerimaannya juga lucu. Nama-nama anak yang diterima di panggil pake pengeras suara. nah, rupanya mereka sudah memanggil nama saya berkali-kali. Tapi saya ataupun mBah kakek saya enggak ngeh. Kami sama-sama lupa. Sampe Ibu guru yang ngetes saya menghampiri kami.
"Simbah, meniko, wayahipun ketampi, kok mboten mlebet-mlebet?"
Baru deh kami inget kalo nama saya meika. Sesuai dengan surat kelahiran saya. hihi.

Begitulah.

Nama saya juga enggak berarti apa-apa lho, saya pernah tanya ke Ibu, kata ibu, biar gampang ngingetnya aja, sama seperti saudara-saudara saya yang lain, lahir bulan mei, ya meika, lahir bulan maret, ya mariana, lahir bulan juni, ya yunita, lahir bulan Puasa yang Rhamadhoni, cuma andi, adik saya nomor 3 yang enggak ada hubungannya sama bulan, dia diberi nama Bayu, karena pas mau lahir, ibu duduk-duduk di bawah pohon mangga belakang rumah sambil menikmati semilir angin. hihi. Jadi, kalo ada yang tanya nama saya artinya apa, ya, enggak ada, cuma penanda aja. hehe. (lagian, siapa juga yang mau tanya, ka!).

Jadi, ada sekelumit cerita tentang nama kamu?


note: jadi pengen pasaran di bawah pohon mangga sambil nungguin simbah kakek meminyaki peralatan cukurnya.

April 10, 2009

puding susu saus blueberry


Siang-siang yang panas ini,karena ndak ada kerjaan, saya bikin cemilan enak di kos-kosan. Saya sampe heran sendiri, disini saya bikin makanan-makanan terus, balas dendam karena pas di jogja saya ndak punya waktu untuk masak-masak. Dan korbanya adalah teman-teman kos saya yang langsing-putih-cantik-kaki panjang itu. mereka saya paksa memakan masakan-masakan saya, dan harus belang enak, enggak peduli gimana rasanya, kalo enggak mau saya akan nangis bombay sambil pura-pura tersinggung. Sengaja saya buat yang banyak gula, banyak kelapa, dan banyak susunya, biar kegendutan semua. hehe. Tapi kalo dimakan sedikit enggak papa, kok, enggak akan sampai kegendutan. jadi, kalo kalian ada waktu, silakan coba, enak, lho, lumayan buat cemilan kalo siang pas panas-panas. simak ya...

bahan-bahan:
-1 gelas susu kental
-1 gelas gula pasir
-4 gelas santan kental
-2 bungkus agar-agar warna putih
-2 butir telur, ambil kuning aja
-1 gelas sirup blueberry, atau strawberry, atau jeruk, atau apa aja, deh,
-4 sendok makan manisan pepaya. atau kenari. atau kismis. atau apa aja yang kamu punya


Caranya:
-campur susu, gula pasir, santan kepala, dan agar-agar, masak di atas kompor sampai mendidih
-ambil satu sendok adonan panas, lalu campur dengan pituh telur, aduk-aduk bentar, masukkan lagi ke dalam panci, didihkan lagi.
-tuang adonan agar-agar ke dalam cetakan.taburkan manisan pepaya. tunggu sampai dingin dan keras.
-potong-potong agar-agar yang sudah keras, lalu siram dengan sirup blueberry.


nah, gampang,kan, ayo dicoba, puding susu saus blueberry ala chef ika. =)

nikah siri

Saya sering nonton berita. Berita krimminal adalah favorit saya. Pembunuhan, pencurian, penculikan, perampokan. Saya senang sekali karena ternyata masih banyak orang yang lebih malang dari saya. hehe. ndak gitu, ding. Saya nggak sejahat itu, kok, saya suka kasus-kasus itu dipublikasikan terutama bagian ancaman hukuman bagi pelakunya. Supaya orang-orang diluar sana berfikir ribuan kali dulu sebelum melaksanakan niat jahatnya. Tapi, waspadalah, kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. begitu kata bang napi.

Cerita saya ini adalah tentang nikah siri (walah, apa hubungannya dengan berita kriminal, coba?). ndak ada, si, tapi beberapa bulan terakhir ini kasus-kasus nikah siri juga sering di publish di layar kaca, je.

Nah, saya dari dulu selalu beranggapan bahwa kejadian-kejadian kriminal dan acara nikah siri-nikah sirian itu selalu terjadi di tempat yang jauh dari saya. mungkin di kota lain, daerah lain, pulau lain, negara lain, belahan dunia lain. pokoknya jauh-juah dari saya, deh. Saya hanya mau melihat dari televisi aja, atau baca beritanya di koran aja, bukan melihatnya langsung, kenal dengan orangnya langsung, atau bahkan masuk kedalam peristiwa itu langsung. Saya lebih suka jadi penonton saja.

Tapi pagi ini saya menyaksikan dengan kepala saya sendiri prosesi pernikahan siri teman saya, disini, dipulau paling besar di Indonesia dengan banyak rumah yang tidak menempel tanah. Kebetulan waktu itu saya diminta menjadi tukang foto gadungannya -bener-bener gadungan, kerna saya enggak bisa memotret dengan bagus, ditambah saya sangat suka makan gadungan-. Tidak ada persiapan apa-apa. Karena teman saya ini memang sebenarnya tidak mau menikah. Tapi karena usaha untuk menggugurkan kandunganya semua gagal, akhirnya ia memaksa pacarnya untuk menikahinya. 2 hari sebelum hari H, teman saya sibuk mencari penghulu,sudah 5 orang penghulu yang kami datangi, tapi tak satupun yang mau menikahkannya. Hingga penghulu yang ke 6 yang bersedia. Itupun setelah tawar menawar dan sepakat untuk membayar 600 ribu rupiah untuk pak penghulu. -heh, benarkan menikah harus semahal itu?-.

Pas hari H, mempelai laki-laki datang ke kos kami, sendirian, bahkan seorang temanpun tidak ia bawa, orang tua juga tidak. Ibu kos membuat soto menggala -semacam sop dengan singkong rebus sebagai pengganti nasi-, Bapak kos memakai kemeja batik coklat favoritnya, mempelai wanita memakai kain, blus, dan kerudung serba kuning -milik ibu kos-, serta make up seadanya hasil karya teman-teman saya yang lain. Saya hanya memakai jeans pudar dan kaos oblong serta sandal jepit saja -sambil saya berdoa, semoga nanti saya harus melepasnya-, sementara teman-teman yang lain masih memakai daster kebesarannya. Tidak ada yang berdandan istimewa pagi ini. Padahal sebuah peristiwa penting akan dilaksanakan.

Kami menyewa taksi -mereka menyebut taksi untuk angkutan kota serupa metromini- menuju kerumah bapak penghulu. Tidak ada sambutan apa-apa disana, Bapak penghulu mempersilakan kami masuk, berbasa-basi sebentar, dan langsung memulai upacara pernikahannya. Ia bertindak sebagi penghulu sekaligus wali bagi mempelai perempuan, bapak kos dan pak sopir sebagai saksi, dan saya si tukang foto. jepret sana jepret sini, saya enggak peduli bagus apa enggak, yang penting gambar manten pas ijab Qobulnya kelihatan.

Lalu prosesi pernikahan itu selesai dalam waktu 15 menit. Mempelai laki-laki menyerahkan mas kawinnya, kami bersalam-salaman, pak penghulu menerima 600 ribunya, dan mempelai memperoleh "surat nikah"-nya. Dan tau tidak apa yang disebut surat nikah itu?. Hanya berupa 2 lembar kertas yang dirobek dari tengah-tengah buku tulis-ingat kertas ulangan yang kau pakai saat SMP?-. Berisi nama, usia, alamat masing-masing mempelai, serta pernyataan bahwa keduanya telah menikah, dan ditanda tangani oleh pak penghulu, pak sopir dan Bapak Kos. Saya tidak ikut tanda tangan. Baru saat itu saya sadar kenapa foto-foto saya jadi begitu penting, karena, siapapun bisa membuat surat nikah semacam itu, dan foto adalah bukti peguat kalo-kalo mereka tertangkap satpol pp.-Heh?, segampang itukah menikah?, jadi buat apa lembaga pernikahan kalo kita bisa menikah seenaknya?, dengan alasan agama pulak-

Kami pulang, dan kedua mempelai disambut dengan percikan beras kuning oleh ibu kos. Katanya itu menghilangkan semua kesialan. Ibu kos dan Bapak kos mengundang tetangga kanan kiri untuk ikut makan bersama kami. Juga sebagai pengumuman bahwa teman kami sudah menikah, dan tidak perlu menggrebeg mereka.

Mbak teman saya itu sekarang tinggal dengan suaminya di losmen sewaan dekat tempat kos kami. Mereka menungggu sampai si bayi lahir dan kemudian akan berpisah. Seseorang bersedia merawat bayi itu.

Saya sangat menyesalkan bagian yang ini. Ketika mahluk kecil lucu dari segumpal darah itu menjadi korban dari ayah ibunya -yang mengatasnamakan cinta untuk kejadian yang menyebabnkan sperma bertemu sel telur-. Seharusnya kedatangannya di sambut dengan kebahagiaan, dengan lantunan doa,bukan dengan cairan pahit-pekat yang akan membuatnya kepanasan, merontokkan bagian-bagian tubuhnya, merusakkan otaknya. Apa susahnya coba, waktu itu pake pengaman. kamu boleh bercinta dengan siapa saja, dimana saja, kapan saja, toh dosa dan penyakit-penyakit yang akan kamu derita kamu yang tanggung semua. Tapi plis, jangan sampai kamu atau pasanganmu hamil, karena dengan begitu ada mahluk kecil tidak berdosa yang akan menjadi korban.

Dan disore yang cerah, ketika saya berkunjung ke losmen teman saya, mendengarkan cerita-cerita nya, saya kok tidak bisa mengerem mulut lancang saya untuk menyalahkannya. Kenapa, sih, waktu itu enggak pake pengaman, kan murah, cuma 1500 aja, kasihan anakmu, kamu tidak tau orang yang merawatnya baik apa tidak, kamu tidak tau anakmu itu akan tumbuh sehat atau tidak, kau sudah minum banyak obat, bukan?. Dan tau tidak apa yang dikatakannya?, Sekali-kali kamu coba berdua-duan dengan pacarmu, lalu nikmati sensasinya ketika kamu bercinta, nanti, coba kamu ingat, apa kamu sempat berfikir tentang pengaman. Saya pun hanya bisa menelan ludah saya dengan susah payah.


catatan: tulisan ini sudah mendapat ijin dari orang yang bersangkutan

April 03, 2009

mie instan gulung isi bayam



siang di kos, hujan, lapar dan jam kerja masih nanti sore. Biasanya saya ke perpustakaan daerah. baca buku-buku jadul milik pemda yang sebagian besar adalah buku-buku pertanian. Atau jalan-jalan di tepi sungai, nonton orang-orang mengambil ikan-mengambil, ya, benar-benar mengambil, dengan ember berujung bambu, bukan memancing-. Tapi karena hujan, saya jadi ndak bisa ngapa-ngapain. Eh, tiba-tiba ada ide membuat cemilan. Jadi, ya saya iseng-iseng membuat makanan ini, hasilnya enggak mengecewakan, kok, cenderung enak malah. mau coba? saya beri resepnya, ya, silakan coba sendiri di rumah. enak dan murah, kok.

Bahan-bahan:
2 bungkus mie instan (merk apa aja, yang paling murah juga ndak papa)
2 butir telur ayam
1 ikat kecil bayam

bumbu:
3 siung bawang putih
6 biji merica
garam secukupnya
(atau kalo enggak ada, bumbu yang ada di mie instannya juga gapapa. cukup tambah garam aja)

caranya:
-Rebus mie instan sampai matang
-Rebus bayam sampai empuk
-haluskan semua bahan bumbu.
-campur telur ayam, bumbu, dan mie instan, letakan diatas plastik lebar
-masukan bayam ke tengah-tengah mie instan
-gulung mie instan. ikat kedua ujungnya erat-erat.
-kukus gulungan mie instan tersebut.
-setelah matang, angkat mie instan, keluarkan dari plastik dan potong-potong.
-kocok telur ayam, masukan potongan nie instan gulung, lalu goreng sampai matang


Nah, gampang, kan?. Mie instan gulung isi bayam, ala chef ika. hehe. =)

Anak Perempuan

Anak perempuan mengemasi barang-barangnya di sore yang cerah. Memilah-milah antara barang-barang muliknya dan bukan miliknya. Sepatu, baju-baju bersih, catata-catatan, buku-buku, kunci-kunci. Perempuan-perempuan lain memandangnya?
"kenapa kau tampak aneh?"
"tidak ada apa-apa. aku baik-baik saja, kok. terimakasih."


Anak perempuan menghitung uang di dompet. hanya ada seperempat gajinya bulan ini. Anak perempuan berfikir. Tiket-makan-kos-hidup sampai dapat kerja dan gajian-koran. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. pasti ada jalan. Anak perempuan membuka ranselnya dan mulai memasukkan barang-barang kedalamnya. 3 stell baju, mukena, novel tebal belum terbaca, berkas-berkas, kamus bahasa Inggris-yanga telah dimilikinya sejak SMP-, agenda, pena, usb, pena, ponsel, pembalut, mie instan, air dalam botol, sebungkus kue kering, handuk, sandal jepit, perlatan mandi.
Anak perempuan mematikan semua ponsel. Ia memasak, menyapu, mengepel, membersihkan komputer, menyusun buku-buku, -novel-novel misteri, komik-komik, buku cerita anak-anak, majalah-majalah, chicklit, buku-buku bekas kuliah, buku-buku pinjaman yang belum sempat dikembalikan-, Ia mulai membuka lemari dan menyusun baju-bajunya dengan rapi. ia merapikan kasur, menutupnya dengan sprei bersih, menyusun bantal-bantal, boneka-boneka. Ia membersihkan sarang laba-laba, membuang sampah, membersihkan jendela, meminyaki rantai sepeda.
Anak perempuan terlalu capek. ia tertidur kelelahan. Dan ia bermimpi menjadi pendekar.



Anak permpuan mengangkat ranselnya. Tidak terlalu berat. Lalu anak perempuan memunguti semua nyali yang berserak di lantai. Ia memenuhi semua celah di tas ranselnya dengan nyali.juga keneranian. karena itu yang sangat ia butuhkan untuk hidup di kota asing. Tanpa seorangpun yang ia kenal dan akan membantunya,

Ia mengangkat tas ke pundaknya. menulis pesan untuk adiknya, dan keluar kamar. Ia berhenti sejenak, memandangi kamarnya untuk terakhir kalinya.

"mau kemana?" seseorang bertanya
"pergi" jawabnya sambil tersenyum.



Anak perempuan duduk disamping jendela pada kendaraan favoritnya. menuju kearah timur.
"mau kemana?" tanya seseorang.
"kesana" jawabnya
"pulang?"
"enggak"
'liburan?"
"enggak"
"kerja"
"mungkin"
"dijemput siapa?"
" ga ada"
"saudara?"
"enggak"
"teman?"
"enggak"
"kenalan"
"enggak"
"oh, mau beli nasi?"
Anak perempuan tersenyum dan menggeleng, sambil memegangi perutnya.



Anak perempuan memandang berkeliling. kota yang asing. Ia belum pernah kekota ini sebelumnya. Ia berjalan. Mencari kampung padat penduduk. kampung kumuh lebih baik. -apa yang ia harapkan dari seperempat gaji-. Ia terus berjalan.
"mau kemana?" tanya perempuan lain pemilik warung
"cari kos, yang paling murah"
"sama siapa?"
"sendiri saja"
"ada. nanti saya tunjukkan. mau minum dulu?"
"boleh?"
"minum apa?"
"air putih saja" Katanya sambil berpikir tentang sisa uang di dompetnya

Anak perempuan mengikutinya. Ia tersenyum. bahkan Ia tetap tersenyum ketika menyadari tempat tidurnya kosnya agak gatal. Debu-debu begitu tebal, orang-orang berbicara dengan suara keras. televisi selalu dinyalakan dengan volume yang paling keras. Latai kamar mandi yang lengket. Anak perempuan menggulung celananya. Dan ia tetap tersenyum.

April 01, 2009

I am Back

(walah, padahal siapa juga yang peduli saya kembali atau tidak)
Ya, saya kembali, setalah sekian lama saya tidak menulis disini. Jari-jari saya sampe kaku, karena sudah lama tidak mengetik ragkaian kalimat. 2 bulan ini saya lebih sering menulis kalimat matematika daripada kalimat-kalimar berbahasa Indonesia. (meski saya juga enggak terlalu paham dengan apa yang saya tuliskan dipapan tulis itu).
Oke, jadi ternyata dunia baik-baik saja dengan saya atau tidak. Atau bahkan lebih baik tanpa saya. Mengenai yang saya bilang bahwa anggap saja saya mati waktu itu bener, kok. Tadinya saya benar-benar berpikiran sempit dan menganggap bahwa mati adalah perihal melupakan segalanya. Tapi setelah dipikir-pikir, iya kalo nanti disana ada akhirat,lumayan ada lanjutannya, nah kalo enggak kan rugi. Kalo misalnya adapun, saya ndak terlalu yakin Tuhan akan memasukkan saya ke surga. nah kalo neraka, mestinya iya. Kalo misalnya mati bunuh diri terus jadi hantu, masih lumayan bisa nonton dunia dengan santai. Nah, kalo enggak kan masih rugi. Lagian nanti berita di koran-koran jadi konyol sekali. Karena bosan dan kebanyakan gondog, seorang wanita ditemukan mati bunuh diri. hihi.
Singkat cerita saya akhirnya memang berusaha mati di kota tempat saya belajar banyak hal, dan berusaha hidup kembali di kota yang tidak seorangpun mengenal saya. Saya tahu sebenarnya saya tidak perlu mengambil langkah seekstrem itu. Tapi daripada saya kebanyakan memenuhi telinga orang lain dengan keluhan saya, ya saya pikir lebih baik pergi. Ya, ini saya, ika, 24 tahun, dan hidup saya baru saja dimulai. (oh, betapa terlambatnya saya).
& the story goes...