Mei 08, 2009

Tersanjung

teman itu seperti bintang, kau tidak selalu bisa melihatnya, tapi kau yakin, ia selalu ada

malam dan dermaga kayu ulin ditepi sungai besar merupakan perpaduan yang menarik untuk segerombol perempuan yang tidak bisa tidur. Langit cerah. seperti selembar kain hitam yang terhampar diatas kepalamu. Dengan bintang-bintang yang mengerling setiap saat. Dan bulan sipit yang melengkung. Seperti sobekan ditengah-tengah kain hitam. Sungguh cantik. Cahaya-cahaya kecil dari sampan yang bolak balik seperti cahaya kunang-kunang. suatu malam yang harmonis. Dan saya menjadi bagian dari mereka. bergerombol tanpa alas kaki. menggenggam telinga cangkir plastik biru berisi kopi 2 rasa.

Bercerita dan tertawa. kehidupan. cinta. pekerjaan. hal-hal yang menyenangkan. hal-hal yang menyebalkan. mimpi-mimpi. Saya mendengarkan. menyimak baik-baik. berkomentar kadang-kadang. Sampai obrolan kami menyerempet ke arah cowok paling cakep-paling kaya-pacar mereka-tempat tidur. Saya diam. Tidak berkomentar. Saya berdiri diujung lingkaran. Orang baru. Yang hanya berniat sebentar saja tinggal disana. Saya tidak bisa berfikir bagaimana hal itu bisa menjadi sesuatu yang membuat seorang perempuan tersanjung. saya malah memikirkan tentang pelecehan. penghinaan. bukankah kalo kita mencintai, seharusnya kita menjaganya, bukan merusak?

Maaf, teman, saya tidak bisa berkomentar, saya tidak mau menyakiti hati kalian dengan komentar saya yang pasti sinis dan pedas. Tersanjunglah, dan semoga semua berjalan sesuai rencana. kalo tidak, kau tau, saya ada, beberapa bulan kedepan mungkin asih disini. ya, dikamar pojok, dan saya tidak akan pernah berkata, 'apa kubilang'

1 komentar:

  1. Ra ngerti maksude aku. Yah...cah saiki, ncen dho pinter-pinter.

    BalasHapus

monggo......