Oktober 20, 2010

surat untuk anakku


Selamat sore, sayang, ini mama. Menjengukmu dari jendela kamar kontrakan mama. Maafkan mama meninggalkanmu sendirian di bawah sana, nak. Maafkan mama yang telah membuatmu tiada sebelum kamu benar-benar ada didunia, nak. Maafkan mama.

Banyak alasan kenapa mama melakukannya, anakku. sungguh bukan karena mama menbencimu. mama sungguh mencintaimu, itulah kenapa mama tak mau ada hal-hal buruk yang menimpamu kalau kau ada.

Mama tidak mau melihatmu seperti Santhy anak tante Imel itu, sayang. Kamu tahu, setiap pulang sekolah, shanty selalu diejek teman-temannya. Dikatain anak pelacur, anak haram, anak singkong. Sampe tante imel harus repot-repot mencarikan shanty sekolah yang agak jauh supaya tidak dihina teman-temannya. Kalau kau mau tau, nak. Mama tidak mau membuatmu seperti itu.

Ada lagi, nak, yang membuat mama terpaksa menghilangkanmu didunia. Mama takut suatu hari nanti kamu bertanya siapa nama bapakmu. Karena mama benar-benar tidak tau. Mama lupa waktu itu mama melakukannya dengan siapa. Terlalu banyak orang yang bisa jadi dia adalah bapakmu. Bisa karto, Richard, sony, suryo, aduh, nak. Mama bahkan tak ingat satu-persatu. Mama tak bisa menyalahkan salah satu dari mereka dan meminta pertanggungjawaban untuk menjadi bapakmu, nak. Tidak bisa. Karena mereka konsumen. Mama saja yang bodoh karena lupa menenggak pil-pil ajaib.

Mama tidak mau, setelah kamu dilahirkan, tinggal bersama mama disini, lalu kamu mengikuti jejak hitam mama seperti ini. Kamu tau tante lina? Iya, tante lina yang masih 16 tahun itu. Yang anaknya tante Sonia. Dia akhirnya jadi pelacur juga mengikuti jejak ibunya. Karena mama sangat mencintaimu, sayang, maka mama tak rela hal itu menimpamu. Biarlah mama saja yang menjadi rusak di keluarga kita.

Jangan iri pada frida, kakakmu. Ia ada jauh sebelum mama ada disini. Bapak kakakmu frida meninggalkan mama begitu saja untuk merantau dikota, dan tak pernah kembali. Mama waktu itu masih muda sekali, sayang, kebutuhan terus meningkat, dan nenek-kakekmu yang sudah tua tak mungkin bisa memenuhi kebutuhan mama dan kak frida. Jadi mama pergi ke kota, nak, mencari bapak kak frida, tanpa bekal keterampilan apapun. Tapi sampai sekarang, mama tak pernah bertemu juga dengan laki-laki brengsek itu. Mama sudah bekerja di mana-mana. Mejadi pembantu, penjaga warung kopi, tukang sapu. Tapi tak satupun dari pekerjaan itu yang mampu menutup kebutuhan hidup. Mama harus membiayai hidup mama disini, dan mengirim uang untuk nenek, kakek dan kak frida. Semakin hari, semakin banyak saja kebutuhan di kampung, nak. Penghasilan mama yang tidak seberapa tak cukup untuk menutupinya.

Sampai kemudian mama bertemu tante imel. Dan disinilah sampe sekarang mama berada. Tak perlu keterampilan khusus. Mama hanya perlu berdandan, minum pil, dan terlentang. Kemudian berlembar-lembar uang akan memenuhi dompet mama. Mama bisa mengirim uang ke kampung, dan kebutuhan mama terpenuhi. Lebih dari cukup malahan.

Tapi kalau kau mau tahu, nak. Sebenarnya mama muak dengan pekerjaan ini.

Pekerjaan ini begitu penuh resiko, nak. Harus sembunyi-bunyi agar tidak ketahuan aparat, atau bapak-bapak berpeci itu, nak. Juga penyakit-penyakit kelamin yang mengancam setiap saat.

Siapa yang mau bekerja sebagai pelacur, coba? Siapa mau bekerja pada pekerjaan yang tak bisa kau tulis di ktp, di kartu puskesmas, dan tak bisa kau sebutkan saat orang bertanya apa pekerjaanmu. Siapa yang mau bekerja pada pekerjaan yang dilaknat orang-orang?

Tapi siapa yang bisa lari dari segala kebutuhan hidup? Orang yang menhujat mama tak ada satupun yang mau menanggung hidup mama, kak frida, nenek dan kakek. Mereka hanya pintar bicara dosa dan neraka.

Kalo saja mereka bisa berfikir, nak. Mama lebih takut kelaparan dan tak bisa mengirim uang ke kampung dari pada dosa. Tuhan tidak memberi kita uang cash, nak.

Maafkan mama, nak. Terpaksa memutus rantai kehidupanmu bahkan sebelum wajahmu terbentuk sempurna. Mama bahkan belum tau apa kelaminmu, nak. Kau tau, bertahun-tahun terkahir ini, benda bernama sama milik mama itu menjadi begitu penting.

Maafkan mama harus menempatkanmu di bawah jendela kamar mama, berkalang tanah. mama sengaja menanam mawar di atasmu. Semoga akar-akar mawar itu tidak menyakitimu, sayang. Mama hanya ingin selalu dekat denganmu. Mama ingin mawar-mawar yang mengandung saripati-mu itu mengharumkan kamar mama setiap hari.

Anakku yang tak pernah ada, maafkan mama.


::perempuan berpaling ke kaca rias di samping jendela, mengoleskan lipstick warna merah, membedaki hidungnya, menebalkan blush-on dipipinya, menyemprotkan parfum ke tubuhnya, dan meraih gadget dari atas meja rias.

From: imel

08547682XXX

Hotel arjuna. Kamar 215. Jam 17.30. direktur bank, puas-puasin, ya ,

3 komentar:

  1. Nice Article, inspiring. Aku juga suka nulis artikel bidang bisnis di blogku :
    http://www.yohanwibisono.com, silahkan kunjungi, mudah-mudahan bermanfaat. thx

    BalasHapus
  2. sesuatu hal yg dilarang berusaha dibahasakan dengan indah..keren
    (btw klo ada di jakarta, kapan2 mampir ke depan LP cipinang jakarta selepas isya, orang2 yg km critakan rajin berjejer di sana meski bulan puasa...)

    salam kenal

    BalasHapus
  3. @yohan: iya. sudah berkunjung, kok.
    @heringuhir: iya. kemaren pas ke jakarta, juga sempat liat. :( sedih. btw, salam kenal kembali, heri.

    BalasHapus

monggo......