Desember 19, 2007

susah ya........

Pulang kursus pengembangan pribadi di abhiseka training center. Saya memang sedang ikut kursus sejak akhir november ini. Bukan apa-apa. saya merasa pribadi saya benar-benar tidak menarik dan tidak berkembang. Saya pikir pasti akan sangat menyenangkan ikut kursus seperti itu. eh, siapa tahu saya bisa makin lebih baik. hehe
Atas rekomendasi Pak Riko (seseorang yang saya kagumi, tapi kadang saya ingin membunuhnya ), sayapun ikut kursus itu. mahal, sih, saya harus mengeluarkan 800 ratu ribu untuk 3 bulan pelatihan. Pertama kali datang ke kursus itu, saya sudah merasa tidak cocok dengan semua teman saya. Yang pertama, karena mereka kaya (saya memang membenci orang kaya, kecuali jika mereka menjadi konsumen saya, hehe). Yang kedua mereka tampaknya sudah memiliki kepribadian yang baik. dan yang terakhir, saya merasa sayalah yang paling miskin dan berkepribadian paling buruk di banding mereka. Tapi saya tahu, saya kan memang ingin jadi orang yang berkepribadian menarik, jadi ya, saya harus tahan dengan semua ketidaknyamanan ini.
Tetapi setelah beberapa kali kursus, lama2 saya makin nyaman dengan semua teman2 saya, ternyata enggak semua orang kaya itu brengsek. Dan yang pasti, saya sudah bertanya pada mereka, dan mereka sudah memastikan bahwa mereka tidak membuang sampah dari jendela mobil mereka. Pertanyaan aneh, ya,tapi saya percaya, kok, hanya orang brengsek yang membuang sampah dari mobil mereka ke jalan. istilahnya, mereka mampu membeli mobil,tapi tidak mau membeli moral, istilah pak Rikonya, pertumbuhan otak mereka lebih lambat daripada pertumbuhan uangnya. Jadi dengan alsan itulah, saya yakin mereka semua bukan orang brengsek.
Kursus hari pertama, saya diajari tentang kepribadian oleh seorang psikolog sekaligus dosen UGM, ibu Aisyah Indati. Pertama kali di ajar, saya langsung mikir gini, wah, pantes aja anak UGM pinter2, dosennya nyenengin gini. Duh...., jadi pengen kuliah di UGM, tapi pasti saya ga kuat untuk bayar2 disana. Kan hanya anak orang kaya yang mampu kuliah disana. Ibu ini membawakan materinya dengan sangat menyenangkan. Semuanya masuk ke otak dengan baik (tapi jangan tanya prakteknya, hehe). Saya diajari tentang kepribadian dan tetek bengeknya. sangat menyenangkan.
Kursus hari kedua, saya belajar ekspresi suara, di ajar oleh ibu Marta Sasongko, seorang presenter, mc, penyiar radio dan penyiar TV. Menyenangkan juga. Saya diajari cara berbicara dengan intonasi, artikulasi, speed dan cara yang bagus. Jadi ketahuan, betapa buruknya ngomong di hadapan orang-orang. Susah banget. Apalagi latihannya saya harus membaca 1 kalimat panjang dengan satu tarikan nafas. Susah banget, kan, mengingat betapa tambunnya saya. Akhirnya, saya jadi murid yang paling banyak koreksinya, dari bicara saya yang belibet, keburu-buru, nafas saya yang kurang teratur, dan pikiran saya yang terlalu tegang.
Diakhir sesi. Ibu Marta memutarkan film pendek yang bercerita tentang atlet2 cacat yang ikut olimpiade orang cacat. Saya sampai ikut meneteskan airmata waktu melihatnya. Pesan moral dari film itu adalah, orang-orang yang cacat itu saja bisa menghasilkan prestasai yang bagus, kok, jadi kenapa kita yang normal ini enggak? So, saya pikir, saya memang harus banyak belajar pada orang2 yang ada dibawah kita. Kita tidak bisa terus2an melihat ke atas. Kita harus sering2 melihat ke bawah, supaya kita bersukur dan meniru semangat juangnya (kayaknya nasehatnya paling cocok untuk saya, ya). Begitulah....

1 komentar:

  1. mungkin kamu harus tinggal di jakarta untuk lebih mengerti bahwa miskin dan kaya itu tidak berbatas, dimana mall termegah se-asia tenggara bisa berdempetan dengan pemukiman kumuh yang terbuat dari seng. kamu harus kenal pribadi-pribadi pencari eksistensi dimana 'yang mainstream adalah keren' dan kamu akan merasa wajib sujud syukur ribuan kali sebab kamu tidak sama dengan mereka.

    seseorang pernah bilang pada saya bahwa menjadi idealis adalah berhadap-hadapan dengan masalah. entah akhirnya tuntas atau nggantung. namun menjadi dewasa adalah mencari celah dimana masalah itu dapat terselesaikan.

    suatu hari nanti mungkin akan ada orang kaya yang nggak bikin kamu sinis. mereka cuma kebetulan terlahir dengan uang yang nggak sesedikit kamu. buat mereka, sesungguhnya kaya adalah kutukan yang nggak mereka sadari. believe me. been there, done that. berteman dengan orang kaya wagu, maksudnya :D

    saranku cuma satu: buka semua inderamu selebar-lebarnya karena apa yang tersirat pada alam semesta adalah apa yang ingin kau ketahui.

    ps: kata siapa kamu 'biasa'? nggak usah ge er! hahaha!!!

    BalasHapus

monggo......