Oktober 23, 2007

Balada di marahin Pak Riko


jumat, 19 oktober 2007,

pagi itu rasanya capek banget. Aku bangun kesiangan, padahal rencananya aku mau bangun jam 5, mandi, brangkat ke kantor, mberesin kerjaan di kantor, and then ke gajah wong untuk ngambil cucian, tapi berhubung malamnya aku pulang dari kantor dah kemaleman, hape tertinggal, dan kebetulan aku juga lagi g solat, jadilah aku bangun kesiangan. Padahal maunya brangkat pagi-pagi ke kantor.....

Akhirnya dengan sangat tergesa, di tambah lagi kran kamar mandi lagi diperbaiki, aku brangkat ke kantor tanpa mandi, tanpa gosok gigi. Rencananya mau mandi di kantor, sihhhh. Aku naik motor dengan tergesa-gesa ke kantor, eh ke gajah wong dulu sebelumnya. Setelah semua urusan selesai, aku pergi ke rumah arya dan ibu sari, pelanggan yang aku sudah janji pada mereka untuk mengantar cuciannya. Nah baru setelah itu ceritanya dimulai..........

Beberapa menit setelah aku selesai menuaikan tugasku, aku pulang ke kantor, disana teman-temanku memberi laporan bahwa big bos lagi marah, hp mati. Dengan hati panas aku mengecek si hp sialan itu. Damn....., ternyata batrenya logro, weleh2, dah firasat buruk bakal dimarahin neeh. hehe

Beberapa menit kemudian si big bos nelpon, marah-marah dan nyalah2in aku, karena aku merasa benar, aku ya ngeyel lah (walau udah berlinang air mata... hiks...). Sampai akhirnya dia berkata, ka, aku tunggu di rumah ya....

Akupun meluncur dengan tergesa ke rumah si Bosss

Sambil pikiranku merancang berbagai kalimat kemarahan,

Akhirnya aku dimarahin. Bukan dimarahin tepatnya, tapi di dakwa, tanpa ada seorang pembela. Dibilang sombong, karena nilaiku banyak A-nya, dibilang makain nyaman, tidak menghargai orang lain, dan bla-bla-bla

sialan, pikirku

Padahal itu hanya karena hpku ketinggalan. Dan dia bilang waktu dia mau nelpon aku moodnya lagi bagus, tapi begitu ga diangkat moodnya jadi jelek lagi.

Oh Tuhan, bagaimana mungkin dia bilang begitu.

Memangnya moodku juga lagi baik?

Moodku sudah tidak baik sejak mesin kami rusak. Memang dia pemiliknya, tapi semua karyawan mengeluh padaku, seakan-akan aku yang bertanggung jawab atas semua kerusakan. dan Dia tidak mendengar. Aku yang menghadapi pelanggan ketika pelanggan marah karena bajunya belum selesai. Aku yang berusaha membujuk pelanggan supaya tetap menyucikan bajunya ke laundry kami, meskipun jadinya lama. Aku yang akan menerima resiko ketika janji tidak terpenuhi. Dan teganya dia marah-marah hanya karena hpku ketinggalan. marahnya merembet kemana-mana pula.

Aku sungguh merasa tidak dihargai.

Aku merasa tidak pernah dianggap benar

Hanya owner yang benar.

Owner yang memiliki semuanya

Owner berhak mara-marah dan menyalahkan semua hal

Owner boleh bicara seenak perutnya dan karyawan tidak

Owner adalah yang terbaik

terbaik

terbaik

dan karyawan selalu salah

bahkan ketika dia berusaha benar.

atau ketika dia melakukan pekerjaan dengan benarpun, dia tetap salah

karena owner selalu benar, dan semua orang salah

Waktu itu rasanya aku ingin berteriak dan pergi mengundurkan diri. Waktu si Boss marah-marah, aku sudah merancang surat pengunduran diriku, dan rasanya waktu itu aku sudah hampir sampai pada kata 'hormat saya'. Uh uh, betapa marahnya aku waktu itu. Dan bodohnya aku cuma menangis...., tidak melakukan pembelaan apapun tentang semuanya.

Tapi rasanya memberi pembelaanpun tidak akan berguna

karna pasti hanya akan dianggap dalih

bukan alasan

betapa malangnya aku...................

Untungnya.....

kok Tuhan tidak memberikan aku sifat dendam. yah mungkin ada, tapi hanya sedikit, enggak terlalu banyak, Tuhan juga memberi aku air mata yang berlebih. Sehingga ketika marah, aku hanya akan menangis. bukan menghancurkan segala hal. untungnya, untungnya,....

Sehingga ketika semua selesai, aku sudah bisa berperilaku biasa lagi dengan si Boss. mungkin niatnya baik, tapi saking perhatiannya dia padaku, jadi perhatiannya malah seperti amarah...., semoga aku benar...

Dan aku tidak membencinya hingga sekarang. tidak pernah berkata buruk tentangnya pada teman2ku, dan aku masih juga loyal pada perusahaan, masih tetap peduli pada kegiatan mencuci, meski seharusnya aku tidak mencuci. Aku masih rela bekerja disana, menolak semua tawaran pekerjaan dari teman2, menolak semua kemudahan yang akan aku terima jika aku bekerja pada tanteku, menolak tawaran Bapak untuk mendirikan Laundry sendiri, Menolak untuk mengikuti Tes Kerja di Kampus.

Karena aku sayang pada perusahaan ini.

Karena aku sayang pada pekerjaanku.

(Tulisannya jadi g kelihatan, karena aku nangis...., hehe...)

Karena aku tahu, aku pasti bisa membantu banyak orang jika berkerja disini.Mungkin Tuhan sedang melatih kesabaranku. Tuhan sedang mengujiku. Sedang memanaskan aku dengan api supaya aku tidak lagi menjadi tanah liat yang tak berguna, melainkan menjadi sebuah cangkir yang berguna. Semoga saja begitu keadaanya...

Dan semoga aku masih kuat bersabar.

Semoga rancangan surat pengunduran diriku tidak akan pernah aku ketik di komputer dan diprint dalam waktu dekat ini.

semoga................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo......