April 03, 2009

Anak Perempuan

Anak perempuan mengemasi barang-barangnya di sore yang cerah. Memilah-milah antara barang-barang muliknya dan bukan miliknya. Sepatu, baju-baju bersih, catata-catatan, buku-buku, kunci-kunci. Perempuan-perempuan lain memandangnya?
"kenapa kau tampak aneh?"
"tidak ada apa-apa. aku baik-baik saja, kok. terimakasih."


Anak perempuan menghitung uang di dompet. hanya ada seperempat gajinya bulan ini. Anak perempuan berfikir. Tiket-makan-kos-hidup sampai dapat kerja dan gajian-koran. Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat. pasti ada jalan. Anak perempuan membuka ranselnya dan mulai memasukkan barang-barang kedalamnya. 3 stell baju, mukena, novel tebal belum terbaca, berkas-berkas, kamus bahasa Inggris-yanga telah dimilikinya sejak SMP-, agenda, pena, usb, pena, ponsel, pembalut, mie instan, air dalam botol, sebungkus kue kering, handuk, sandal jepit, perlatan mandi.
Anak perempuan mematikan semua ponsel. Ia memasak, menyapu, mengepel, membersihkan komputer, menyusun buku-buku, -novel-novel misteri, komik-komik, buku cerita anak-anak, majalah-majalah, chicklit, buku-buku bekas kuliah, buku-buku pinjaman yang belum sempat dikembalikan-, Ia mulai membuka lemari dan menyusun baju-bajunya dengan rapi. ia merapikan kasur, menutupnya dengan sprei bersih, menyusun bantal-bantal, boneka-boneka. Ia membersihkan sarang laba-laba, membuang sampah, membersihkan jendela, meminyaki rantai sepeda.
Anak perempuan terlalu capek. ia tertidur kelelahan. Dan ia bermimpi menjadi pendekar.



Anak permpuan mengangkat ranselnya. Tidak terlalu berat. Lalu anak perempuan memunguti semua nyali yang berserak di lantai. Ia memenuhi semua celah di tas ranselnya dengan nyali.juga keneranian. karena itu yang sangat ia butuhkan untuk hidup di kota asing. Tanpa seorangpun yang ia kenal dan akan membantunya,

Ia mengangkat tas ke pundaknya. menulis pesan untuk adiknya, dan keluar kamar. Ia berhenti sejenak, memandangi kamarnya untuk terakhir kalinya.

"mau kemana?" seseorang bertanya
"pergi" jawabnya sambil tersenyum.



Anak perempuan duduk disamping jendela pada kendaraan favoritnya. menuju kearah timur.
"mau kemana?" tanya seseorang.
"kesana" jawabnya
"pulang?"
"enggak"
'liburan?"
"enggak"
"kerja"
"mungkin"
"dijemput siapa?"
" ga ada"
"saudara?"
"enggak"
"teman?"
"enggak"
"kenalan"
"enggak"
"oh, mau beli nasi?"
Anak perempuan tersenyum dan menggeleng, sambil memegangi perutnya.



Anak perempuan memandang berkeliling. kota yang asing. Ia belum pernah kekota ini sebelumnya. Ia berjalan. Mencari kampung padat penduduk. kampung kumuh lebih baik. -apa yang ia harapkan dari seperempat gaji-. Ia terus berjalan.
"mau kemana?" tanya perempuan lain pemilik warung
"cari kos, yang paling murah"
"sama siapa?"
"sendiri saja"
"ada. nanti saya tunjukkan. mau minum dulu?"
"boleh?"
"minum apa?"
"air putih saja" Katanya sambil berpikir tentang sisa uang di dompetnya

Anak perempuan mengikutinya. Ia tersenyum. bahkan Ia tetap tersenyum ketika menyadari tempat tidurnya kosnya agak gatal. Debu-debu begitu tebal, orang-orang berbicara dengan suara keras. televisi selalu dinyalakan dengan volume yang paling keras. Latai kamar mandi yang lengket. Anak perempuan menggulung celananya. Dan ia tetap tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo......