Ini jaket favoritku yang baru. Bukan jaket baru, sih. bahkan
ini jaket tua. usia jaket ini lebih tua dari usiaku. dan usiaku sekarang
sudah 28. bisa bayangkan betapa tuanya jaket ini? bermotif garis-garis
coklat tua selang-seling dengan krem dan putih. retsletingnya pun sudah
rusak. kainnya tidak terlalu tebal, jadi kalo udara sedang dingin
sekali, jaket ini tidak bisa menyelamatkanku dari rasa dingin. tapi aku
tetap suka. tau kenapa? karena ini jaket bapakku.
Aku belum
lama memiliki jaket coklat ini. baru sekitar 6 bulan yang lalu. dan
sejak itu, aku selalu pergi dengan jaket ini. ke tempat kerja, ke pasar,
ke pantai. kemana-mana. kecuali saat jaket ini di cuci tentu saja.
Tapi seingatku, jaket ini baru sekali dicuci, sih. hihihi.
Aku meminta jaket ini dari ibuku. Aku melihatnya ada dilemari baju ibu
saat ibuku memasukkan selendang-selendang dan gorden-gorden pasca
pernikahan adikku dirumah. Tiba-tiba aku melihatnya begitu saja.
bertumpuk-tumpuk dengan baju-baju lamaku. samar-samar aku ingat pernah
melihatnya waktu aku masih kecil. Tapi dalam moment apa aku tak pernah
ingat.
Ibuku tersenyum saat aku menarik jaket coklat itu
dari tumpukan baju-baju lama, dan mulai mencobanya. bau apak kain lama
yang bertahun-tahun tersimpan dilemari memenuhi hidungku.
"itu jaket Bapakmu, Wid" kata ibu
"oh, ya? kok muat Widya pakai, ya, bu? katanya Bapak gendut?" tanyaku
Ibu merentangkan tangannya, melipat gorden kelabu besar menjadi dua lipatan.
"itu jaket lama sekali. dulu dipake Bapakmu saat masih pacaran dengan ibu."
"Jadi, jaket ini usianya lebih tua dari Widya?" tanyaku tak percaya.
"Iya, Kalo tidak salah, retslitingnya sudah rusak."
"Jaketnya buat widya, ya, bu?"
"Iya. tapi dicuci dulu. bau apek. terlalu lama disimpan"
Tapi aku tidak langsung mencucinya. aku langsung memakainya. bahkan
saat naik kereta ke Jogja pun, aku tetap memakainya. aku tak peduli
orang-orang di kereta mengernyit jijik saat berpapasan denganku. aku
suka bau apeknya, ini bau apek paling enak di dunia. haha.
Kau tau, memiliki jaket ini seperti menemukan harta karun. Kalo kau tak
pernah kenal Bapakmu, bahkan tak tau dimana ia tinggal sekarang, bahkan
adanyapun hanya tampak seperti mitos, hanya ada ceritanya saja. Tak
pernah benar-benar ada orangnya, menemukan satu-satunya barang miliknya
yang tertinggal benar-benar suatu keajaiban.
Rasanya mitos
itu berubah menjadi sejarah. dengan bukti oetentik. bahwa benar-benar
ada seseorang yang bernama bapak. ini buktinya. jaket garis-garis ini.
Mesti aku juga harus jadi menelan kenyataan pait. bahwa ternyata aku
hanya manusia biasa. Tidak seperti nabi Isa yang lahir tanpa ayah.
Ternyata Bapakku pernah ada. Padahal sebelumnya, aku sering berspekulasi
yang aneh-aneh tentang diriku sendiri. seperti alien yang diculik, atau
semacam nabi. hihi.
Semakin lama dipake, jaket ini juga
makin nyaman, lho. aku bahkan sering berhayal yang tidak-tidak. Saat
lengan ku menelusup ke lengan jaket ini, aku seperti merasa bergesekan
dengan kulit tangan bapakku. sawo matang. dengan banyak bulu halus.
jemarinya pasti besar-besar seperti jemariku. Aku bahkan bisa merasakan
keringat bapakku pernah meresap disana. mungkin, noda di ujung lengan
ini juga bekas noda keringatnya.
Saat aku menarik topinya
menutupi rambut ikalku, aku bisa merasakan, dulu, rambutnya pernah
menempel di topi ini. rambutnya pasti ikal. seperti rambutku. Aku
berharap ada satu atau dua lembar rambutnya tersangkut di topi ini.
mungkin saat itu rambutnya sedang basah sehabis keramas. atau basah
karena hujan. kadang-kadang, aku berkhayal ia juga memakai minyak
rambut.
lalu aku akan menelusupkan kedua tanganku di sakunya.
rasanya hangat. kain jaket di belakang punggungku akan tertarik ke
depan. dan kau tau rasanya?
Rasanya seperti di peluk bapakmu.
Seperti saat kau diwisuda, dan bapakmu menghampirimu lalu memelukmu.
Atau seperti saat kau baru saja mengucap ijab qobul, lalu bapakmu
memelukmu untuk melepasmu hidup mandiri. atau seperti saat...., ah,
pasti kau bisa menyebutkan sendiri moment-moment apa lagi saat bapakmu
memelukmu. Bukankah bapakmu benar-benar ada? pasti lebih mudah
mengingatnya daripada hanya membayangkannya, bukan?
Pokonya seperti itulah. nyaman. aman.
Ah, sudahlahlah. ini hanya perkara jaket biasa. mungkin aku terlalu mebesar-besarkannya.
oh iya, mau ku beritahu satu rahasia? suatu misi kenapa aku selalu
mengenakan jaket ini kemana-mana? aku berharap, suatu saat, saat aku
melintas, atau bertemu orang-orang, akan ada seseorang yang tiba-tiba
teringat pernah melihat jaket ini berpuluh-puluh tahun yang lalu.
-semoga, jaket ini dulunya limited edition- Orang itu akan menepuk
pundakku dan berkata,
"hey, aku ingat jaket ini. Dulu, tahun 80 an, jaket ini pernah dipake oleh artis X"
Well, kau tau, Kalo kau tak pernah kenal Bapakmu, bahkan tak tau
dimana ia tinggal sekarang, bahkan adanyapun hanya tampak seperti
mitos, hanya ada ceritanya saja. Tak pernah benar-benar ada orangnya,
Selain kau akan berkhayal bahwa kau sebangsa nabi, atau alien yang
diculik, kau juga akan berhayal bahwa mungkin, bapakmu adalah orang
terkenal. semacam artis. hihihi.
untuk seorang teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
monggo......