April 20, 2013

jaket bapakku

Ini jaket favoritku yang baru. Bukan jaket baru, sih. bahkan ini jaket tua. usia jaket ini lebih tua dari usiaku. dan usiaku sekarang sudah 28. bisa bayangkan betapa tuanya jaket ini? bermotif garis-garis coklat tua selang-seling dengan krem dan putih. retsletingnya pun sudah rusak. kainnya tidak terlalu tebal, jadi kalo udara sedang dingin sekali, jaket ini tidak bisa menyelamatkanku dari rasa dingin. tapi aku tetap suka. tau kenapa? karena ini jaket bapakku.
     Aku belum lama memiliki jaket coklat ini. baru sekitar 6 bulan yang lalu. dan sejak itu, aku selalu pergi dengan jaket ini. ke tempat kerja, ke pasar, ke pantai. kemana-mana. kecuali saat jaket ini di cuci  tentu saja. Tapi seingatku, jaket ini baru sekali dicuci, sih. hihihi.
       Aku meminta jaket ini dari ibuku. Aku melihatnya ada dilemari baju ibu saat ibuku memasukkan selendang-selendang dan gorden-gorden pasca pernikahan adikku dirumah. Tiba-tiba aku melihatnya begitu saja. bertumpuk-tumpuk dengan baju-baju lamaku. samar-samar aku ingat pernah melihatnya waktu aku masih kecil. Tapi dalam moment apa aku tak pernah ingat.
      Ibuku tersenyum saat aku menarik jaket coklat itu dari tumpukan baju-baju lama, dan mulai mencobanya. bau apak kain lama yang bertahun-tahun tersimpan dilemari memenuhi hidungku.
     "itu jaket Bapakmu, Wid" kata ibu
     "oh, ya? kok muat Widya pakai, ya, bu? katanya Bapak gendut?" tanyaku
      Ibu merentangkan tangannya, melipat gorden kelabu besar menjadi dua lipatan.
     "itu jaket lama sekali. dulu dipake Bapakmu saat masih pacaran dengan ibu."
     "Jadi, jaket ini usianya lebih tua dari Widya?" tanyaku tak percaya.
     "Iya, Kalo tidak salah, retslitingnya sudah rusak."
     "Jaketnya buat widya, ya, bu?"
     "Iya. tapi dicuci dulu. bau apek. terlalu lama disimpan"
     Tapi aku tidak langsung mencucinya. aku langsung memakainya. bahkan saat naik kereta ke Jogja pun, aku tetap memakainya. aku tak peduli orang-orang di kereta mengernyit jijik saat berpapasan denganku. aku suka bau apeknya, ini bau apek paling enak di dunia. haha.
      Kau tau, memiliki jaket ini seperti menemukan harta karun. Kalo kau tak pernah kenal Bapakmu, bahkan tak tau dimana ia tinggal sekarang, bahkan adanyapun hanya tampak seperti mitos, hanya ada ceritanya saja. Tak pernah benar-benar ada orangnya, menemukan satu-satunya barang miliknya yang tertinggal benar-benar suatu keajaiban.
     Rasanya mitos itu berubah menjadi sejarah. dengan bukti oetentik. bahwa benar-benar ada seseorang yang bernama bapak. ini buktinya. jaket garis-garis ini.
     Mesti aku juga harus jadi menelan kenyataan pait. bahwa ternyata aku hanya manusia biasa. Tidak seperti nabi Isa yang lahir tanpa ayah. Ternyata Bapakku pernah ada. Padahal sebelumnya, aku sering berspekulasi yang aneh-aneh tentang diriku sendiri. seperti alien yang diculik, atau semacam nabi. hihi.
     Semakin lama dipake, jaket ini juga makin nyaman, lho. aku bahkan sering berhayal yang tidak-tidak. Saat lengan ku  menelusup ke lengan jaket ini, aku seperti merasa bergesekan dengan kulit tangan bapakku. sawo matang. dengan banyak bulu halus. jemarinya pasti besar-besar seperti jemariku. Aku bahkan bisa merasakan keringat bapakku pernah meresap disana. mungkin, noda di ujung lengan ini juga bekas noda keringatnya.
    Saat aku menarik topinya menutupi rambut ikalku, aku bisa merasakan, dulu, rambutnya pernah menempel di topi ini. rambutnya pasti ikal. seperti rambutku. Aku berharap ada satu atau dua lembar rambutnya tersangkut di topi ini. mungkin saat itu rambutnya sedang basah sehabis keramas. atau basah karena hujan. kadang-kadang, aku berkhayal ia juga memakai minyak rambut.
   lalu aku akan menelusupkan kedua tanganku di sakunya. rasanya hangat. kain jaket di belakang punggungku akan tertarik ke depan. dan kau tau rasanya?
     Rasanya seperti di peluk bapakmu.
     Seperti saat kau diwisuda, dan bapakmu menghampirimu lalu memelukmu. Atau seperti saat kau baru saja mengucap ijab qobul, lalu bapakmu memelukmu untuk melepasmu hidup mandiri. atau seperti saat...., ah, pasti kau bisa menyebutkan sendiri moment-moment apa lagi saat bapakmu memelukmu. Bukankah bapakmu benar-benar ada? pasti lebih mudah mengingatnya daripada hanya membayangkannya, bukan?
     Pokonya seperti itulah. nyaman. aman.
     Ah, sudahlahlah. ini hanya perkara jaket biasa. mungkin aku terlalu mebesar-besarkannya.
     oh iya, mau ku beritahu satu rahasia? suatu misi kenapa aku selalu mengenakan jaket ini kemana-mana? aku berharap, suatu saat, saat aku melintas, atau bertemu orang-orang, akan ada seseorang yang tiba-tiba teringat pernah melihat jaket ini berpuluh-puluh tahun yang lalu. -semoga, jaket ini dulunya limited edition- Orang itu akan menepuk pundakku dan berkata,
     "hey, aku ingat jaket ini. Dulu, tahun 80 an, jaket ini pernah dipake oleh artis X"
      Well, kau tau, Kalo kau tak pernah kenal  Bapakmu, bahkan tak tau dimana ia tinggal sekarang, bahkan adanyapun hanya tampak seperti mitos, hanya ada ceritanya saja. Tak pernah benar-benar ada orangnya, Selain kau akan berkhayal bahwa kau sebangsa nabi, atau alien yang diculik, kau juga akan berhayal bahwa mungkin, bapakmu adalah orang terkenal. semacam artis. hihihi.


untuk seorang teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo......