Jantungku berdetak tak beraturan saat andi mendekat dan duduk di depanku. aku memandangnya ragu. ia tersenyum.
'bagaimana raisha? kamu sdh memikirkannya?' tanyanya.
aku tdk menjawab. aku belum mampu menjawabnya. tadi siang di telepon
ia sudah mengutarakan maksudnya. tapi ak tak tau harus menjawab apa.
andi meraih tanganku.
'aku yakin kita pasti akan lbh bahagia' katanya lagi.
ia membawa tanganku kebibirnya. aku memandangnya tanpa berkedip.
menelusuri garis wajahnya dg mataku. membayangkan apa yang mungkin
terjadi esok.
aku deg-deg-an sepanjang moment ini. aku menarik nafas dalam untuk
menenangkannya. aku tahu saat ini akan datang. rasanya seperti de javu.
tapi ak tak menyangka akan secepat ini. aku belum siap. benar-benar
belum siap.
tapi andi meyakinkanku. ia mengangkat tubuhnya dari kursi dan
mencondongkan tubuhnya ke arahku untuk mencium keningku. di genggamnya
tangaku erat-erat.
deg. deg. deg.
aku menangkat tanganya untuk menyentuh daguku. memaksaku untuk memandang matanya. ditatapnya mataku lekat-lekat.
'aku yakin kita akan baik2 saja, raisha. maafkan aku harus menuruti
kehendak orang tuaku. aku yakin kamu akan menemukan lelaki yg tepat
kelak. bukan aku. kamu perempuan pemberani dan pintar, raisha. kamu akan
melewati ini dengan baik' ujarnya.
aku menangguk lemah. melepasnya pergi.
lalu air mataku berhamburan...
tapi aku sudah tak deg-deg-an lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
monggo......