Agustus 29, 2011

thr story of pindah kos....

Sebagai manusia modern yang masih menganut gaya hidup nomaden ala manusia purba, saya benar-benar direpotkan oleh urusan pindah kos. Kalo orang jaman purba dulu, begitu sumber makanan di suatu tempat habis, mereka langsung pindahan, gak usah angkut-angkut, paling yang diangkut ya cuma sebangsa kapak perimbas, tombak, dan alat untuk berburu dan meramu, nah kalo saya, pindahan jelas bukan hal yang sesimpel itu. ritual pindahan dimulai dari hunting kos-kosan dari mulut ke mulut, koran, agen, mendengarkan iklan radio, televisi, sampai uplek-uplek kaskus dan sebagainya *hihihi, kebayyy*. kemudian dilanjut nego, menghubungi sang pemegang saham terbesar, yaitu -hihihi- ibuk, nanya-nanya fasilitas-fasilitas, listrik, air, pembuangan, dan sebagianya, lanjut nego, dan yang paling berat adalah: angkut-angkut dan beres-beres.



Ndilalah, saya bukan orang yang ahli urusan beres-beres. Saya butuh waktu berhari-hari untuk memilah mana yang perlu mana yang tidak. dan sialnya, semua barang saya anggap perlu. seandainya sudah tidak ada gunanya, biasanya barang itu mempunyai kenangan tersendiri untuk saya. jadi sayang kalo dibuang. Akhirnya, yawis, semua barang saya pindahkan semua ke kos baru. Entah berguna atau tidak....



Yang agak menghambat adalah urusan pekerjaan yang sedikit bermasalah, sehingga saya harus stand by di tempat kerja. Tapi untunglah ada mas-mas baik yang penuh perhatian -dan baiklah, sedang khilaf- yang rela memberikan waktu dan tenaganya untuk mengurus tetek bengek pindahan yang ribet itu. Dari mencari jasa angkut, mengangkut semua barang, mengurus ini, mengurus itu. duhhh, banyak sekali. Sampai saya gak enak sendiri. Saya bekerja, diminta tenang-tenang saja dan tau-tau urusan pindahan sudah selesai semua. Terima kasih, mas-mas baik. Tidak lupa, terima kasih banyak pada nikolas saputra yang menolak cinta saya mentah-mentah. sebab, kalo mas nikol menerima saya, belum tentu ia akan membereskan urusan pidahan saya. hahaha.



Selanjutnya, urusan pindahan diambil alih oleh ibuk saya. ya urusan beres-beres, ngatur-ngatur barang, perijinan sampe urusan beramah tamah dengan para tetangga baru. saya? saya masih setia berkutat dengan pekerjaan dan berbagai permasalahannya yang sepertinya gak pernah ada habisnya....



Dan sekarang, disinilah saya berada. Baru saja menyelesaikan laporan terakhir saya, duduk di depan pc tua, eh bukan, uzur lebih tepat. dikamar baru saya yang baru tadi pagi saya tempati. dimana matahari sore bisa masuk lewat jendela besar di samping meja saya. nyamaaaannnn.



Jadi, jangan salah, ya, kalo mau main, saya sekarang tidak di gedong kuning lagi. Saya sekarang ada di jalan bantul km 7. Tau desa wisata kasongan, kan? nah agak se selatan dikit, lah. disini dingiiiiinnn. Masih kampung banget, dan masih banyak simbah-simbah berkeliaran. Suasananya persis di Kutoarjo, kota kelahiran saya tercinta. yang agak gak nyaman adalah, disini bau limbah pabrik gula madukismo yang letaknya gak terlalu jauh dari sini. limbah mereka dialirkan ke sawah-sawah warga agar padinya tumbuh subur, katanya. baunya anyir-anyir manis. kek rendeman daun pepaya dicampur gula terlalu banyak. ndak papa, sih, saya hanya belum terbiasa saja....



eh, kapan kalian lebaran? di sini orang-orang lebaran lusa. padahal, ketupatnya udah mateng. huhu. kapan saja lebarannya, sama aja, lah. Selamat lebaran semua. Maaf lahir batin, ya. _/\_

1 komentar:

  1. Cerita yang mengalir bagus. Seru bacanya.

    Selamat lebaran saja ya mbk

    BalasHapus

monggo......