Juni 17, 2010

hidup saya normal kembali


hidup saya normal kembali. saya kembali bangun pagi dan menjalankan aktivitasa lainnya seperti biasanya.

bangun pagi. mandi. sarapan. menyusuri gedong kuning. menaiki jembatan layang janti. mengagumi merapi, gunung cantik yang tampak seperti lukisan di cakrawala. babarsari. dan sampailah saya di tempat kerja jam setengah delapan pagi.

bebarapa hari yang lalu ritual pagi itu sempat terenggut karena seorang teman saya harus menunggui istrinya yang melahirkan. sekarang istri dan anak laki-laki barunya sudah bisa ditinggal kembali. ia kembali bekerja, dan saya harus segera meninggalkan kehidupan malam untuk kembali pada pekerjaan saya sebelumnya.

tadinya saya pikir bekerja malam hari itu menyenangkan. saya bisa memanfaatkan malam2 saya yang insom dengan hal2 positif, dan siangnya saya bisa bermain-main. ya. menyenangkan. untuk dua tiga hari pertama. hari-hari selanjutnya, setiap bangun sore, rasanya seperti terbangun di neraka. payah sekali rasanya membuka mata dan beranjak dari kasur. rasanya tidur sesiangan masih kurang lama.

mungkin karena tubuh sedang melawan jam-jam biologisnya, kali, ya?.

dan kualitas tidur siang dan malam itu sungguh berbeda. kalo pagi2 bangun setelah tidur malam, tubuh terasa fresh, maka terbangun pada sore hari setelah tidur siang, tubuh malah terasa sakit semua. di tempat kerja pun saya akan menguap beratus-ratus kali. kepala terasa berat, dan selalu merindukan kasur saya untuk tidur. bekerja di malam hari, sesantai apapun pekerjaannya, ternyata bukan perkara mudah. salut saya pada teman2 yang selalu bekerja di malam hari.

yang paling saya sesalkan saat bekerja malam hari adalaha kehilangan momnent ini: bangun pagi. mandi. sarapan. menyusuri gedong kuning. menaiki jembatan layang janti. mengagumi merapi, gunung cantik yang tampak seperti lukisan di cakrawala. babarsari. dan sampailah saya di tempat kerja jam setengah delapan pagi. kangen memandangi deretan gunung, kampung, pohon-pohon, stasiun, mall-mall, dan kendaraan lalu lalang di bawah saya dari jembatan janti. rasanya sungguh menakjubkan. seperti suntika semangat tiap kali berangkat kerja.

tapi ada juga yang saya sesalkan meninggalkan dunia malam yang beberapa hari ini saya lakoni. tidak ada lagi kopi bergelas-gelas. guyonan gayeng bersama geng air es. ngerumpi tentang segala hal. merencanakan perjalanan-perjalanan aneh yang akan kami lakukan siang hari. gojek2 jorok. tertidur di jam kerja. jus ekstra joss-susu-dan air soda. nasi goreng jadi-jadian. roti bakar. dan minuman soda berbotol-botol. menyenangkan mengingatnya. kapan2, saya ingin mengulangnya sekali lagi. teman2 baik itu adalah anugrah paling manis yang pernah dikirim Tuhan.

saya akan bekerja pagi hari kembali hari ini. menjalankan rutinitas saya kembali. mungkin untuk beberapa hari ke depan saya akan menyukainya. tapi entah setelah rutinitas ini kembali kehilangan ruhnya, saya mungkin akan bosan, penat dan mengeluh lagi.*nyengir*

tapi gunung cantik seperti latar belakang cerita dongeng2 itu. yang tampak seperti dilukis Tuhan di langin utara itu, lengkap dengan kabut bergulung-gulung, yang bisa saya nikmati keindahannya dari jembatan layan gjanti, jelas akan memberikan energi positif tiap pagi.

selamat pagi. ini saya, hendak berangkat kerja, dan menikmati ritual hari-hari sebelumnya: bangun pagi. mandi. sarapan. menyusuri gedong kuning. menaiki jembatan layang janti. mengagumi merapi, gunung cantik yang tampak seperti lukisan di cakrawala. babarsari. dan sampailah saya di tempat kerja jam setengah delapan pagi.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo......