Mei 06, 2008

Dancing on the Edge

lepas malam, mata masih sembab dan hidung masih mampet, setelah baca novel yang sukses bikin saya termehek-mehek sendirian. hehe. Novelnya berjudul Dancing on The Edge, bikinan Han Nolan. Iya, novel lama, tapi memang saya baru bisa baca sekarang. maklum kere, jadi cuma bisa beli novel pas pameran buku aja. udah gitu, belinya juga di kelompok buku yang adul2an.
Cerita tentang seorang anak bernama Miracle, yang kata neneknya, seorang semacam cenayang, lahir dari ibu yang sudah meninggal. Suatu hari, pada saat Nenek miracle mengadakan acara pemanggilan arwah yang dihadiri oleh bibi dan pamannya, ayah Miracle menghilang. Ia meleleh, kata nenek miracle. Kemudian Miracle pindah ke rumah kakek Opal, kakeknya, disana Ia belajar menari diam2. Sampai suatu ketika, pada ulang tahunnya yang ke 13, ia menari di ruang bawah tanah, dan rumah kakeknya terkena badai. Miraclepun tinggal bersama Bibi dan Pamannya. Sampai kemudian Ia terbakar, karena ingin membuktikan ucapan neneknya, bahwa manusia bisa meleleh. Miracle mengalamai luka bakar yang parah, ditambah keadaan psikologinya yang makin sakit. Sampai akhirnya Miracle bertemu dengan Dr. Deangelis, seorang psikolog yang membantunya untuk sembuh.
Dan saya, yang dengan sok naifnya menyamakan kesepian hati miracle sama dengan diri saya, hanya bisa melelehkan air mata saya, hingga hidung saya yang pilek ini makin buntu. Saya kok bisa-bisanya merasakan kepedihan hati miracle, bahkan sampai dia tidak mau bicara pada siapapun. Apalagi pas cerita Miracle pada saat belajar menaiki, etain, sepeda tua yang dibelikan kakeknya pada hari ulang tahunnya yang ke 12, kok saya jadi inget mbah kakek saya yang mengajari saya naik sepeda.
Saya jadi kagum banget sama Han Nolan, pinter banget sih dia bikin novel sampe saya bener2 beku dan enggak beranjak dari kasur saya yang panas sampe novelnya bener2 habis. hehe. Ada beberapa puisi di buku itu yang bagus dan inspiring banget. Tapi saya lupa. Dan, yang pasti bener banget kata Han Nolan, bahwa cinta itu memang hal yang paling nyata yang ada di bumi ini. Arghhhh............



p.s: jadi kangen sama mbah simak dan mbah kakek. Juga phanter, sepeda tua saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo......