Juli 09, 2011

kusuma negara lepas tengah malam

lepas tengah malam, saya melintasi jalan kusumanegara seorang diri, merasakan hembusan dingin angin malam menyentuh kulit. menyaksikan warung-warung tenda mulai membenahi dagangannya, bersiap hendak pulang. mereka membentangkan tendanya di aspal, lalu melipatnya. salah seorang dari mereka mencuci perkakas di atas lubang got. kira-kira, apa yang ia pikirkan?

bapak-bapak becak mulai memasang kayu di depan becaknya, memasang sebongkah batu di depan masing-masing roda becaknya. membungkus dirinya dengan sarung, kemudian meringkuk dibecaknya. diganjal kayu agar ia tak jatuh. kira-kira apa yang dipikirkannya? apakah pikirannya sama dengan apa yang saya pikirkan?

lalu ada bunyi itu. krincing-krincing-krincing. setiap malam. setiap melewati jalan ini lepas tengah malam saya selalu berpapasan dengannya. pengemis tua, buta, berpeci miring, bertelanjang kaki. menyeret-nyeret harta bendanya yang terbungkus tas kresek hitam. setiap berjalan selalu menghentakkan tongkat berloncengnya ketanah. krincing-krincing-krincing. entah apa yang dipikirkannya...

saya melaju perlahan. merasakan angin malam yg masuk kedalam baju, dan menyentuh kulit saya. saya kembali memikirkan pertanyaan itu. pertanyaan yang selalu muncul saat saya sendirian: apa yang kau cari, ka?

: hehe. aslinya saya gak memikirkan apa-apa setiap melewati jalan kusuma negara tengah malam. saya sudah terlalu ngantuk.
:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo......