Juli 31, 2010

barongsai


gara-gara liburan mekso (baca:mbolos) dari kerjaan, saya jadi kurang kerjaan. hihi. sore itu selepas muter-muter di pasar mbanteng, brebah, sleman, cuman buat nyari rujak es krim, saya dan adik saya lanjut ke mandala krida. nonton balapan sebentar, makan mpek-mpek seribuan, lanjut ke jalan mataram buat nyari mp3 bajakan. setelah itu, iseng-iseng jalan ke seputaran tugu, dan mampir ke klentheng di belakang pasar kranggan, utara tugu. kebetulan pas disana ada acara hut entah-hut-apa. saya lupa. pokoknya disana ada acara pertunjukan barongsai gitu. rame. banyak yang nonton.

di kampung saya, kutoarjo, juga ada klentheng. saya inget, dulu, waktu saya kecil, saya dan teman2 suka jalan-jalan kesana. iseng2 kami sering ngintip lewat pagar merah di depan klentheng. saya sering ngiler liat bakpao hijau besar yang sering ada di meja dekat dupa-dupa. katanya, orang-orang di klentheng itu, memelihara naga didalamnya. naga itu dilepas di hari-hari tertentu. nah, bakpau hijau yang besar-besar itu adalah makanan naga. hahaha. kok ya dulu saya percaya dengan cerita kek gitu, ya?

lain waktu, saya baru tau kalo naga jadi-jadian itu ternyata topeng barongsai dan liong yang sering diarak keliling kampung pas imlek.

ngomong2 tentang barongsai, ternyata ada sejarahnya, lho. Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa[1]. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi[2]
Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.

Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda. info ini didapat dari sini

tadinya saya ndak suka nonton barongsai dan liong2 kek gitu. berisik. bikin telinga sakit. tapi, kalo diliat lagi dengan lebih cermat, ternyata kesenian ini bagus juga, lho. kagum sama mas-mas dan mbak-mbak yang lincah banget. bisa bikin naga bohong2an itu serasa hidup beneran. :)

menunda

Menurut Psikolog terkenal asal Amerika, Kathy Peel, menunda pekerjaan sama saja dengan melarikan diri dari situasi yang tidak menyenangkan. Dan ini sama saja dengan tindakan seorang ‘pengecut’. Padahal saat Anda menunda pekerjaan, sesungguhnya Anda telah kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan yang terbaik.

sepertinya menunda memang cocok menjadi nama tengah saya. apa-apa yang bisa saya tunda pasti akan saya tunda. mencuci baju, berolah raga, mengirimkan lamaran pekerjaan, mengerjakan pekerjaan saya, pergi ke suatu tempat. bahkan buang airpun, kalo bisa, juga akan saya tunda. cuma makan, tidur dan melamun yang susah saya tunda. :D

padahal saya sering kena batunya karena kebiasaan jelek saya ini. saya pernah ketinggalan kereta karena menunda-nunda keberangkatan. saya pernah terpaksa mengerjakan pembukuan nonstop 3 hari, karena saya menunda mengerjakannya tiap hari. menunda. menunda. menunda.

seorang teman pernah memberikan pendapatnya tentang kebiasaan jelek saya ini, katanya, kalo kecenderungan saya memang menunda, maka saya cuma perlu membuat skala prioritas saja. pilah kegiatan menjadi: harus, penting, setengah penting. tidak terlalu penting,dan tidak berguna. nah, kalo ingin menunda, tunda kegiatan yang tidak penting dan tidak berguna. katanya, dengan begitu, saya tetap bisa menjadi penunda, tapi tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

bener juga, sih. masalahnya kegiatan yang tidak penting dan tidak berguna itu adalah kegiatan-kegiatan menyenangkan. sedang kegiatan yang penting dan harus dilakukan adalah kegiatan yang tidak terlalu menyenangkan. :D

kadang-kadang saya harus memaksa-maksa tubuh saya untuk melakukan sesuatu yang penting. rasanya seperti seseorang seperti saya keluar dari tubuh saya, dan menyeret-nyeret tangan saya yang sedang memeluk guling, sambil berteriak, ayo, to, ka. ayo. saya kadang bangun dengan terpaksa untuk menghentikan gerakan paksaan dari seseorang seperti saya yang nampak keluar dari tubuh saya. namun tak jarang saya menulikan telinga dan tetap berkutat dengan hal-hal tidak penting saya. nanti saat jam sudah mepet, dan saya sadar saya terlambat, lalu bergegas-gegas terburu-buru, seseorang seperti saya keluar lagi dari tubuh saya, dan berkata, rasakno...

hihi. lucu juga membayangkan ada manusia seperti saya yang membawa sifat baik dan sifat buruk tinggal dalam tubuh saya.

mungkin karena kebiasaan saya yang menunda ini, yang membuat saya sering menyalahkan jarum jam yang terlalu cepat berputar. padahal aslinya memang saya yang males.

ah, udahlah, hari saya mau pergi nyari mp3 bajakan sama adik saya. gak terlalu penting, tapi gak akan tertunda lagi. hihihi.

wake up

tentu saja lebih menyenangkan bersembunyi dibawah selimut daripada bangun dipagi yang dingin luar biasa dan menemui-Nya. tentu saja lebih menyenangkan bergelut dengan mimpi-mimpi daripada bangun dan membuat mimpi-mimpi itu menjadi berkaki. tentu saja lebih mudah terus memejamkan mata, memeluk guling lebih erat dan membiarkan waktu menyelinap daripada bangkit dari tempat tidur dan menyelesaikan apa-apa yang belum selesai.

tapi hidup selalu membutuhkan pergerakan. kartini. soekarno. diponegoro. ahmad dahlan. dan orang-orang yang membuat perubahan. dan orang-orang yang melawan kantuk tiap pagi untuk bangkit dan melakukan pergerakan.

bagaimanapun, inilah kehidupan. kau tak akan bisa mengalahkan siapa-siapa, sebelum kau kalahkan dirimu sendiri.

CHANGE!. get up and do what has to be done!.*


*tulisan di sampul proposal dari sbuah universitas di seputaran babarsari.

bangun, yuk!. :D

Juli 10, 2010

pergi atau bertahan

saya heran. bgmana mungkin orang2 bisa memikirkan byk hal dalam satu waktu. pekerjaan, keluarga, hubungan asmara, kemasyarakatan, sosial, politik dll. sedang saya tidak bisa. jangankan hal2 itu, memikirkan satu hal yg bernama pekerjaan saja sukses membuat saya terbayang-bayang sepanjang malam. selalu bgtu. setiap sy bekerja dan mengerahkan sgala daya upaya sy utk pekerjaan, maka sya tdk akan bsa melepaskan diri darinya. dimanapun sy berada, saya selalu memikirkannya. jauh lbh dalam dari apapun.
mungkin karena latar belakang ekonomi yg kurang baik pd awalnya, hingga mempunyai pekerjaan adl sgalanya bg saya. gak masalah saya gak punya apa2 lagi, kalo saya yakin, nanti akhr bulan, saya punya gaji yg bsa sya andalkan. sdikit skalipun. dan untuk orang dg latar belakang ekonomi seperti saya, tidak ada orang lain yg bsa diandalkan kecuali diri sendiri. jadi dalam keadaan apapun, situasi sesulit apapun, hal yg paling mutlal saya miliki adalah: pekerjaan.
mungkin smuanya akan baik2 saja kalau sgalanya berjalan sebagaimana mestinya. tapi saat satu tatanan diubah, dan perubahan itu tidak sesuai dg hati saya, maka saat melaksanakannya, hati saya seperti tercabik-cabik. baru 4 hari dan rasanya saya hampir tak tahan.
aneh rasanya melakukan hal2 yang tidak sehati. seorang teman bahkan mengatai saya bebal karena saya selalu ngeyel pada hal2 yg tidak cocok dg hati saya.
saya memang ngeyel, dan saat pengeyelan saya tidak berpengaruh pada apa2, saat saya tidak bisa merubah apa-apa, saat saya melakukan hal-hal yg berbenturan dengan hati saya, maka pilihanya cuma dua: pergi atau bertahan.
seandainya pilihan itu bukan pada hal paling krusial dalam hidup saya, mungkin mudah mengambil keputusan. tapi, ah, sudahlah. mungkin saya hanya terlalu banyak mengeluh saja...