Maret 25, 2008

..........

ada yang tau, berapa jam orang normal seharusnya bekerja sebagai buruh dalam sehari?

Maret 23, 2008

puisine agus

ketika rindu adalah
tatapmu yg tak lebih tumpul dari panah karna
menembus tembus mengoyak koyak sempurna
dan seketika aq tersungkur jatuh
tp kenapa kurusetra seakan penuh bunga?



Puisi teman saya, Agus, Hey, kapan kita bertengkar lagi?

hore.....

horray.....,
saya tidak muntah.
Pada perjalanan malang-jogja, tidak minum antimo, dan tidak tidur sepenuhnya pada seluruh perjalanan naik bus malam. Padahal, terakhir naik bus dari surabaya ke Jogja, saya harus menghabiskan 8 antimo dan 6 ctm supaya saya terus tidur dan tidak muntah, sampai pak kernet harus membangunkan saya pas sudah sampe jogja.
saya bukan tukang muntah lagi....

Maret 17, 2008

suatu sore di pogung

mbah las: (sambil berlari kebelakang) mbak ika, tu ada yang mau nagih, pake mobil box
saya : (kaget, meletakkan semua cucian ke keranjang) Waduh, tagihan apa lagi, ya, perasaan semua tagihan sudah saya bayar
mbah las: (sisran dan enggak peduli lagi)
saya : (tergopoh2 lari ke depan) oalah, mas yoga, tho, mosok dikira tukang tagih, masak setiap orang yang naik pickup harus dibilang tukang tagih (sambil tersenyum sok manis pada si mas2)
mas2 : (tersenyum sambil kelihatan bingung)
saya : (sambil tetap tersenyum genit) Wah, mas yoga, kok lama g pernah kesini, kemana aja? mbak yang waktu itu kemana, kok enggak diajak? (sambil kedip2 sok akrab)
mas2 : .......
saya : (setelah menuliskan nota) ini, ya, mas yoga, notanya, jadinya besok lusa, makasih.....(sambil tersenyum lagi sok manis)
mas2 : (membaca notanya dengan teliti) mbak, saya bukan yoga, saya Iqbal...

tueng-tueng-tueng

saya : oalah, kok yo, masnya enggak bilang, sih, kalo bukan mas yoga, lha tak kira mas yogae....
mas2 : lha mbaknya sok kenal gitu, lha saya mau bilang apa lagi?
saya : (dengan muka memelas.....) lha wong saya enggak tau....
mbah las: (duduk di belakang lemari sambil ketawa megangin perutnya) makanya jangan sok kenal....

Maret 11, 2008

puisi

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin,
yang tegak di puncak bukit
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar
Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang
memperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang
Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya....
Bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu..
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri


~Taufik Ismail~

menjadi 25

Bagaimana rasanya menjadi 25? bagaimana rasanya menjadi dewasa? Tidak terlalu menyenangkan ya? Iya, saya tahu, katanya semakin tinggi usia, semakin banyak anginya yang menerpa dan badai yang menghadang. Mungkin kau akan sering terjatuh, tapi, saya pikir, menjadi dewasa berarti selalu berdiri kembali ketika terjatuh, kan? Bukankah kesuksesan adalah kegagalan yang terbuka kedoknya?

Jadi, selamat ulang tahun, ya, selamat berkurang jatah umurnya di dunia. Jadilah pohon yang rindang, yang kuat, akarnya menghujam kokoh ke bumi, hingga ia bisa menjaga bumi dari banjir, Daunmu rindang dan lebat, tempat favorit orang-orang yang berjalan untuk berteduh di bawahmu, dan buahmu juga banyak, sehingga semua orang bisa memetik dan menikamti buahmu.

Nanti, karenausiamu sudah 25, ajari saya menjadi dewasa, ya. Dan semoga kamu dan saya masih memiliki sisa umur yang cukup. Karena kita memerlukannya untuk mengurai rajutan dosa yang kita pernah perbuat.

salam manis,
ika

saya lebih baik tidak tahu

Please, jangan beritahu saya tentang itu. Jangan beritahu saya kalo belanjaan sebulan itu bisa mencapai berjuta-juta. Jangan beritahu saya kalo untuk makan diluar saja akan menghabiskan 800 ratus ribu sebulan. Karena saya nanti hanya akan menunjuk2 muka Tuhan (kalo Dia punya muka) dengan telunjuk saya, sambil teriak-teriak, Hey, diujung sana ada istri dan anak yang busung lapar meninggal, dan Engkau diam saja saat ada orang yang membelanjakan 2 jutauntuk beli baju?

Kalo saya hanya tersenyum sekilas, kamu tahu, itu senyum saya sepalsu-palsunya. Sepalsu2nya senyum yang bisa saya buat. Karena saya paling pintar membuat senyum palsu. Dan itu adalah senyum yang saya ingin tunjukan padamu, bahwa itu senyum palsu. Senyum palsu paling sinis yang bisa saya buat. Jadi, gimana, kamu menangkap isyarat bahwa saya tidak-suka-daftar-belanjamu itu?

Saya hanya ingat simbah kakek saya, yang uang pensiunannya hanya 200 ribu per bulan. Dan beliau harus mati-maitan membelanjakan nya untuk hidup kami satu bulan. Saya hanya ingat teman2 saya, yang gajinya hanya beberapa ratus ribu saja sebulan. Saya hanya ingat mbak-mbak asongan yang tiap biji minuman botol yang dia jual hanya untung 600 rupiah. Saya hanya ingat mbok penjual kerupuk di pasar kranggan yang hanya sarapan nasi dan kerupuk saja. Saya hanya ingat mbok2 yang lesehan di gaden bringharjo yang harus membagi pendaptannya yang hanya beberapa ribu itu kepada teman2 nya. Dan Tuhan, Engkau diam saja ketika sebagian besar dari mahlukMu yang lain menghabiskan 2 juta perbulan untuk asuransi. Tuhan, Engkau tidur, ya?

Oke. oke, saya akui, saya hanya iri karena saya tidak dapat menikamti hal itu. Saya tidak menuduh kamu sombong, saya tahu tujuanmu baik. Tapi kadang, menjadi kere seperti saya membuat saya tidak ingin mengetahui segalanya. Menjadi kere seperti saya berarti menghabiskan hidup menjadi bawahan sambil terus2an mengutuki semua orang yang hidup lebih baik dari saya seumur hidup. Saya kok tidak percaya bahwa hidup itu berputar. Saya lebih percaya pada bahwa adanya orang miskin pasti diikuti dengan adanya orang kaya. akan selalu ada orang yang menindas dan ditindas. Karena kan enggak mungkin kamu disebut kaya ketika sekelilingmu kaya, kan?. Jadi hey, jangan tunjukkan hal-hal yang membuat saya miris menjadi orang kere di depan saya. Saya tidak suka.

Maret 08, 2008

kebangetan

Saya pikir, saya benar2 kebangetan. Saya berpikir, saya selalu ngebut, sehingga saya bepikir, saya melakukan pekerjaan dengan cepat. namun tidak teliti, namun banyak salahnya, saking ngebutnya, sampai saya merasa saya kekurangan waktu untuk diri saya sendiri. Saya merasa jarang melakukan hobi saya, waktu tidur saya begitu berkurang, jarang jalan2 dan seneng2 sendiri, dan jarang pulang menengok keluarga saya. Padahal semua salah saya, saya memang selalu ngebut, dan berusaha cepat. Tapi saya selalu ngebut di saat2 terakhir, jadi ya semua malah jadi berantakan dan enggak jadi

Jadi gimana menghilangkan kebiasaan buruk saya? Padahal saya nempel tulisan 'jangan tunda apa yang bisa kamu kerjakan hari ini', lho.... Rasanya cuma jadi sekadar penghias kamar aja, ya?

Tapi, saya janji, kok, Saya akan berubah. Saya akan mengerjakan pekerjaan saya tepat waktu, mengumpulkannya tepat waktu, tidak mengarang2 alasan2 aneh, datang tepat waktu, tidak menunda2 waktu, mengerjakan semua saat ini juga. yak, saya berjanji, tapi mulai bulan depan

lho, kok masih di tunda lagi?. mulai sekarang, ding. hehe

Maret 04, 2008

kangen ibu


Malam itu aku melihat ibu
Bersimpuh, sambil
Memegangi tasbihnya
Pipinya basah oleh airmata

Malam itu aku hanya mengintip
Dari tirai lusuh yang menjadi sekat
Antara kamar tidur
Dan kamar tamu
Ia berdoa disana
Aku benci melihat ibu menangis
Aku benci melihat air matanya
Karena itu berarti
Aku tak dapat
Membunuh luka dihatinya
dengan cinta, ika,

Maret 02, 2008

mangkel saja

Sejak pertama kali saya melihat belahan jiwamu, itu, mbak, entah kenapa saya enggak menyukainya. Padahal itu sudah hampir 2 tahun yan lalu. Dan sampe sekarang saya masih juga tidak suka. Kadang dia menjemputmu, tidak pernah tersenyum, tidak pernah turun dari motornya untuk sekedar berbasa-basi. Atau bahkan sekedar menerik kaca helmnya keatas, sehingga jami bisa melihat wajahnya pun tidak pernah. Kamu sering menceritakakn kebaikan-kebaikan hatinya, dan saya mengangguk dan bilang, 'wah', 'oh', 'asik ya', 'waduh', sambil tersenyum pura-pura. Saya tahu kamu senang dan mencintainya. Tapi tiap saya ingat wajahnya yang selalu mengeryit kesal karena menunggumu, atau cengiran lebarnya waktu dia muncul, setelah kamu menunggunya berjam-jam, saya tau, saya masih tidak menyukai pacarmu itu.

Puncaknya adalah sore ini, Saya sudah ngebut lho, dari pogung ke concat, hanya karena kamu sms minta tolong dibelikan mie ayam. Padahal saya dari kemarin belum mandi, dan ingin mandi, padahal saya sudah membeli detergen untuk menyikat baju saya yang kesiram minyak tanah. Tapi karena saya dan malaikat-malaikat cantik disini ingat bahwa kamu punya penyakit maag akut, saya langsung melupakan itu semua dan pergi ke tempatmu. Kami semua tidak mau kamu sakit lagi.

Tapi lihat, saya baru saja meletakkan makananmu itu dan pergi membeli sabun mandi, kamu sudah mengirim sms bahwa masmu yang guanteng itu sudah menjemput, dan sudah marah2 ingin cepat2 mengajakmu pergi.

Ketika saya sampe di tempatmu lagi, kamu langsung pergi. Dan saya kaget sekali melihat mie ayammu sudah kau tuang ke mangkuk, belum tersentuh sedikitpun, dan kamu meninggalkannya begitu saja. Dan mangkelnya, ketika saya memanggilmu lagi, kamu malah menyuruh saya diam dengan menempelkan jari telunjukmua ke bibir. Dan cowok yang katamu paling baik hati dan paling berbakti pada orang tua sedunia itupun tidak berhenti kembali, atau bahkan tidak menarik kaca helmnya keatas. Apa dia tidak tau kalo kamu punya penyakit maag? Apa dia tidak tau kalo seharian kamu belum makan? Apa dia tidak mikir kalo nanti mie itu akan terbuang percuma?

Memangnya kamu tidak ingat, kamu pernah menunggunya berjam-jam di kantor, sampe saya tidak tahan untuk tidak meledekmu, dan dia datang sambil cengar-cengir? Memangnya kamu tidak ingat, saat akhirnya kamu saya antar pulang, karena ternyata sampe jauh malam dia tidak datang?

Kenapa sih keegoisannya enggak kamu balas? Dia kan hanya laki-laki yang kamu kenal 2 tahun terakhir ini. Tuhan, sebenarnya terbuat dari apa sih hati temanku ini?

Oke, saya memang membenci pujaan hatimu itu, saya juga benci suami kakak saya saya benci suami tante saya, suami budhe saya suami ibu saya, kakek saya, suami teman saya, dan saya juga membenci orang yang ada dipojok hati saya saat ini. Tapi di lain pihak, saya membenci tindakan kamu, kakak saya, tante saya, ibu saya, nenek saya, teman saya, dan diri saya sendiri. Saya tidak tau bagaimana cinta bisa membuat orang normal menjadi orang berkelakuan aneh. Jadi penurut, rela disuruh2, di bentak2, rela mengorbankan apa saja untuk mereka, bahkan sebagian dari mereka rela diam, mengaku bersalah, pura-pura sabar, pura-pura tidak terjadi sesuatu, hanya supaya pasangannya tau bahwa mereka mencintainya. Tapi, mencintai tidak selalu mengalah, kan?

Saya benci pacarmu itu, mbak, karena menurut saya, dia egois. Kenapa sih dia tidak mau menunggumu makan dulu?. Toh, sekatennya belum pergi kemana-mana. Saya benci kamu juga, karena kok mau-maunya mengalah pada keegoisannya. mau-maunya berpura-pura tidak mengorbankan sesuatu yang penting untukmu. Oh iya, saya juga membenci manusia yang sering hadir pada lamunan saya, karena entah bagaimana dia bisa membuat saya berjanji untuk membersihkan kamar setiap kedatangannya. Dia juga bisa memaksa saya untuk mandi dan berpakaian rapi dan bersih setiap kedatangannya. Saya benci karena kalo ada Dia, saya harus rela memakan sayuran yang ada dipiring. tapi, saya kadang juga iba pada laki-laki baik itu, ketika tahun baru yang pasangan lain sedang menikmati kembang api, dia malah saya ajak untuk mengambil cucian. ketika dia saya suruh jalan-jalan dulu sendiri, karena pekerjaan saya belum selesai, ketika dia harus menunggu saya berjam-jam, karena saya sedang ada entah di jogja bagian mana ketika dia datang ke kos saya. Atau ketika dia harus membayar 3 porsi makanan ketika pergi makan dengan saya.

Satu sama, kan? Sedang kamu, kenapa sih harus selalu mengalah? Atau pengetahuan saya terbatas sekali hingga saya tidak pernah melihat dia berkorban untukmu? Atau mungkin dia benar2 baik seperti yang kamu ceritakan? Saya tidak tahu. Tapi, mbak, please, jangan sampe saya tau kalo kamu dipecundangi, jangan sampai saya tau kamu kamu harus mengalah lagi. Kerena saya benci tidak bisa berbuat apa-apa untukmu.

Maafkan saya yang sok ikut campur ini, ya. Tapi sungguh, melihatmu terlalu menyayanginya kadang membuat saya ingin membunuhnya. Ya, saya tau saya tidak berhak.

Kalo suatu saat kamu membaca ini, kamu boleh marah, datangi saja saya, kapan saja kamu mau. Mungkin pengetahuan saya tentang cinta dangkal sekali. Tapi menurut saya, kalo saya tidak salah, cinta tidak akan membuat kita sakit maag.

Ah, ini hanya sekadar mangkel aja, sambil nungguin dryer yang tak kunjung menyala. Hey, penghasil rupiah, kapan akan membuat ruangan ini menjadi seperti dineraka lagi?



sambil keselak mi, iya, saya kan tidak akan membuat mi itu menjadi mubazir, kan =)